Sukses

Penembakan Susi Air, Peluru Sasar Ban dan Punggung Pesawat

Setyo menduga si penembak hanya berjumlah satu orang. Hal itu berdasarkan pada jumlah bekas tembakan di badan pesawat tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Pesawat Susi Air ditembaki orang tak dikenal saat mengudara di langit Papua, Jumat 16 Juni 2017. Saat itu, pesawat tengah mengangkut aparat keamanan usai mengawal pemungutan suara ulang di Distrik Lumo, Kabupaten Puncak Jaya.

Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, penembakan itu terjadi saat pesawat hendak mendarat di Mulia. Awak pesawat sebenarnya sudah merasakan keganjilan saat masih berada di udara.

"Pada saat di atas sudah terasa ada gangguan. Waktu mendarat ternyata bannya kempis. Setelah dicek ternyata ada bekas tembakan di ban dan punggung pesawat," ujar Setyo di Kampus Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan, Sabtu (17/6/2017).

Polisi masih menyelidiki kasus penembakan tersebut. Belum diketahui secara pasti dari kelompok mana penembak itu berasal. Kuat dugaan, pelaku merupakan kelompok separatis yang kerap menyerang aparat keamanan.

"Sebenarnya sudah diidentifikasi tapi mesti perlu pendalaman. OPM (Organisasi Papua Merdeka) kan sekarang faksinya banyak, kelompoknya banyak. Kita nggak bisa katakan itu kelompok OPM yang mana. Yang ada, kelompok tertentu yang sudah diidentifikasi," beber Setyo.

Polisi juga tengah mengidentifikasi jenis senjata yang digunakan berdasarkan bekas peluru yang menembus badan pesawat. Diduga pelaku menggunakan senjata laras panjang.

"Laras panjang tapi jenisnya belum. Paling kalau dari peluru hanya diketahui kalibernya. Belum tahu, karena nggak ditemukan. Hanya bekas di ban, ada bekas lubang," kata Setyo.

Setyo menduga si penembak hanya berjumlah satu orang. Hal itu berdasarkan pada jumlah bekas tembakan di badan pesawat tersebut.

"Paling (satu orang), kan hanya dua tembakan, kemungkinan satu senjata. Mengenai ban sama punggung pesawat. Kan ini pesawat kecil," jelas dia.


Saksikan video menarik di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.