Sukses

Kata Panglima TNI soal Puisi Jaka yang Jadi Viral

Gatot Nurmantyo meminta semua pihak melihat konteks dari puisi yang dibaca pada Rapimnas Partai Golkar.

Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo membacakan puisi berjudul "Tapi Bukan Kami Punya." Puisi yang dibuat Denny JA itu, dibacakan saat Gatot hadir di Rapimnas Partai Golkar.

Gatot Nurmantyo meminta semua pihak melihat konteks dari puisi yang dibaca. Ia menjelaskan, kondisi saat ini yang paling berbahaya adalah imigrasi.

"Itu bukan pengungsian, kompetisi global, itu kompetisi antarmanusia. Manusia tak mengenal batas dan mencari tempat yang menjanjikan baik hidupnya, teori gaji namanya," ungkap dia di gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemendagri, Kalibata, Jakarta, Rabu (24/5/2017).

Pada Tahun 2020, Gatot Nurmantyo menambahkan, sudah ada 60 juta orang yang akan mengungsi. Sedangkan pada 2050, akan bertambah menjadi 500 juta orang.

"Trump (Presiden Amerika Serikat) sudah menutup (imigran) dari Afrika selatan ke utara. Di Eropa juga telah menutup pengungsian, Australia juga," ujar dia.

Karena derasnya imigran, ia mengatakan, dulu di Amerika ada suku Indian namun sekarang hampir punah. Sementara di Australia, suku Aborigin juga hampir punah. Sedangkan, di Singapura dulu ada Melayu.

"Dan apabila kita tidak waspada bisa seperti Jaka (tokoh dalam puisi) tadi. Jadi puisi Jaka itu kalau tidak waspada anakmu juga bisa seperti Jaka habis terpinggirkan, bukan kita kita lagi. Puisi itu mewujudkan apabila kita tidak waspada akan sama seperti Jaka nanti kita," pungkas Gatot Nurmantyo. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Puisi Jaka

Tapi Bukan Kami Punya

Sungguh Jaka tak mengerti
Mengapa ia dipanggil polisi
Ia datang sejak pagi
Katanya akan diinterogasi

Dilihatnya Garuda Pancasila
Tertempel di dinding dengan gagah
Terpana dan terdiam si Jaka
Dari mata burung garuda
Ia melihat dirinya
Dari dada burung garuda
Ia melihat desa
Dari kaki burung garuda
Ia melihat kota
Dari kepala burung garuda
Ia melihat Indonesia

Lihatlah hidup di desa
Sangat subur tanahnya
Sangat luas sawahnya
TAPI BUKAN KAMI PUNYA

Lihat padi menguning
Menghiasi bumi sekeliling
Desa yang kaya raya
TAPI BUKAN KAMI PUNYA

Lihatlah hidup di kota
Pasar swalayan tertata
Ramai pasarnya
TAPI BUKAN KAMI PUNYA

Lihatlah aneka barang
Dijual belikan orang
Oh makmurnya
TAPI BUKAN KAMI PUNYA

Jaka terus terpana
Entah mengapa
Menetes air mata
Air mata itu IA YANG PUNYA

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.