Sukses

Anies-Sandi Kesandung Lagu Yahudi

Lagu Ayo Kobarkan Semangat Jakarta Anies - Sandi ramai diperbincangkan warganet atau nitizen.

Liputan6.com, Jakarta - Lagu Ayo Kobarkan Semangat Jakarta Anies - Sandi ramai diperbincangkan warganet atau nitizen. Lagu kampanye pasangan cagub dan cawagub nomor urut tiga itu dituduh menjiplak lagu Yahudi.

Namun, tim pasangan Anies Baswedan - Sandiaga Uno melalui situs resmi jakartamajubersama.com membantah, lagu tersebut menjiplak lagu band Israel Gad Gaston Elbaz yang berjudul Hashem Melech. Mereka menyatakan, tudingan itu fitnah.

"Tuduhan atau fitnah kembali datang untuk pasangan Anies - Sandi, lagu Ayo Kobarkan Semangat Jakarta Anies-Sandi dituduh jiplak lagu Yahudi," demikian bantahan tim Anies-Sandiaga yang dikutip Liputan6.com.

Tim Anies - Sandi menyatakan, lagu Ayo Kobarkan Semangat Jakarta Anies-Sandi berasal dari Kobarkan Semangat Indonesia, yang selalu dibawakan Sekjen PKS 2013-2016 Taufiq Ridho dan Shoutul Harokah saat menjelang kampanye Pileg 2014.

"Tidak mungkin lagu Kobarkan Semangat Indonesia menjiplak lagu band Israel, karena lagu Kobarkan Semangat Indonesia diterbitkan lebih dulu yaitu pada April 2014, sedangkan lagu band Israel baru diterbitkan Januari 2016," demikian bantahan tim Anies-Sandiaga.

Anies dan Sandiaga sendiri tak mau ambil pusing atas tuduhan menjiplak.

"Kami nggak mau pusing urusan kecil-kecil. Menarik aja, makin hari makin (aneh). Memang nggak ada pekerjaan lain ya gitu? Kalau kami mau fokus soal kampanye aja," ucap Anies.

Sementara Sandiaga mengatakan tuduhan menjiplak lagu Yahudi itu hanyalah fitnah.

"Lagu itu dari teman-teman yang dimodifikasi dan sudah dimasukkan ke fitnahlagi.com. Silakan cek dengan referensi fitnahlagi.com. Di situ bisa kita luruskan," ujar Sandiaga.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Reaksi Keras Musikus Israel

Lagu yahudi

Dalam Instagramnya, musikus Gad Elbaz, @gadelbaz, menyayangkan lagu populer di masyarakat Yahudi itu dipakai untuk kepentingan politik.

Menyedihkannya lagi, kata Gad Elbaz, lagu yang dinyanyikan penyanyi Israel justru digunakan untuk kepentingan politik oleh politikus anti Israel dan muslim geras keras. Dia juga menyebut nama Sandiaga Uno dan tidak terima disebut menjiplak lagu yang sudah populer di kalangan Yahudi sejak dulu itu.

Berikut tanggapan lengkap Gad Elbaz:

Hi guys I want to share with you all something important about this song that was out 5 years Ago in 2013
So in Indonesia for political purposes they used the biggest Song in the Jewish community sang by me an Israeli Singer for political purpose, that the politician is Anti Israel and they are Extremist Moslem. His name is Sandiaga Uno
So I must share with u all they said I copied them so...Thing song was out before any artist Such as Mark Anthony release it I release this Cover By Chab Challed
And this song become the biggest Jewish song all over the world in every country and
Thank U #God for this song and May all the extreamest poeple that want to kill all the people that don't believe in there believes God will pay them Back for
all they done and want to do I'm this world
Happy I am in the good side of the world #Hashemmelech #Gadelbaz #Israel #indonesia #cnnindonesia

(Hi guys, saya ingin berbagi dengan kalian semua suatu hal penting tentang lagu ini yang keluar 5 tahun lalu pada 2013.
Jadi, di Indonesia, demi kepentingan politik, mereka menggunakan lagu terkenal di komunitas Yahudi dan dinyanyikan oleh saya, seorang penyanyi Israel, demi kepentingan politik. Politikus itu anti Israel dan mereka adalah muslim garis keras. Namanya adalah Sandiaga Uno.
Jadi saya harus berbagi dengan kalian semua, mereka bilang saya menjiplaknya
Lagu ini keluar sebelum artis semisal Mark Anthony merilisnya. Saya merilis cover ini dengan Chab Called.
Dan lagu ini menjadi lagu terkenal di setiap negara di seluruh dunia.

Terima kasih Tuhan untuk lagu ini dan semoga semua ekstrimis yang ingin membunuh semua orang yang tidak percaya kepada Tuhan mereka akan mendapat ganjaran atas semua yang mereka lakukan dan ingin lakukan di dunia ini.
Saya bahagia berada di sisi yang baik di dunia ini) #Hashemmelech #Gadelbaz #Israel #indonesia #cnnindonesia.

Sementara, tak lama setelah beredar jawaban Gad Elbaz tersebut, muncul akun Instagram serupa dengan akun @gadelbaz sebelumnya. Berbeda dengan akun sebelumnya yang memiliki follower 4.500 ribu orang dan memiliki 1.610 postingan, akun @gadelbaz terbaru hanya memiliki 920 orang dan 0 postingan.

Sandiaga lalu membantah tudingan Gad Elbaz. Dia menyebut bahwa dirinya bukan muslim ekstrimis.

"Saya bukan muslim ekstrimis," ujar Sandiaga.

" Lagu tersebut lagu yang dimodif untuk teman PKS. Ekstrimis kategorinya seperti apa? Saya sangat moderat. Saya sekolah di PSKD dan SMA PL (Pangudi Luhur). Saya orang yang moderat," ujar Sandi.

Selain itu, dia juga mengaku memiliki patner bisnis etnis Tionghoa dan pemuka agama Kristen.

"Saya percaya bahwa harus merangkul semua golongan. Yang merangkul semua tidak membeda-bedakan, rahmatan lil alami," ujar Sandi lagi.

3 dari 3 halaman

Perjalanan Lagu Hashem Melech

inggu (16/03/14), ratusan ribu kader dan simpatisan PKS memutihkan Stadion GBK Jakarta dalam kampanye perdana (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Lagu berjudul Hashem Melech rupanya salah satu lagu puji-pujian umat Yahudi untuk Tuhannya. Lagu itu sudah berumur 55 tahun.

Lagu tersebut pertama didendangkan oleh Shlomo Carlebach seorang rabbi Yahudi yang juga seorang komposer, pada 1962.

Shlomo yang meninggal Oktober 1994 telah menciptakan puluhan album religi. Tak ayal, lagu-lagunya banyak dinyanyikan dalam setiap perkumpulan atau hari-hari besar Yahudi.

Dalam perjalanannya, lagu ini dimodifikasi oleh musikus Aljazair Khaled menjadi C'Est La Vie. Lagu ini meraih penghargaan lagu terbaik dari World Music Award for World’s Best Song.

Lagu yang menggunakan dwibahasa Perancis dan Aljazair itu dirilis pada 2012 dan menembus jajaran papan atas musik Perancis. Setelah sukses di Perancis, C'Est La Vie kemudian populer di Belgia, Slovakia, dan menembus top 10 hingga 2013.

Sementara itu, pada 2013 dua musisi Gad Elbaz & Beni Elbaz kembali merilis lagu tersebut dengan bahasa hebrew. Tahun 2016, Gad Elbaz menggandeng Nissim dengan meng-arrange ulang lagu tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.