Sukses

Cerita Jokowi Soal Batak dan Penjaga Keharmonisan dalam Perbedaan

Selain keindahan alam, Indonesia memiliki ragam budaya beragam. Perbedaan-perbedaan itulah yang kemudian menjadi kekuatan Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo memiliki pandangan sendiri tentang suku Batak. Menurut Jokowi, sapaan akrab Joko Widodo, nilai luhur budaya Batak tidak menyukai ujaran kebencian dan caci maki dan sejalan dengan ajaran Islam yang 'rahmatan lil alamin'.

"Saya yakin budaya Batak tidak menyukai ujaran kebencian, tidak menyukai caci-maki, umpatan, dan fitnah seperti yang ramai di media sosial. Budaya Batak pasti juga tidak sejalan dengan radikalisme dan terorisme," kata Presiden dalam sambutannya saat menghadiri puncak acara Silaturahmi Nasional (Silatnas) Jam’iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI), di Pondok Pesantren Musthafawiyah Purba Baru, Kabupaten Mandailing Natal, Sabtu (25/3/2017).

Menurut Jokowi, Indonesia memiliki banyak potensi. Selain keindahan alam, Indonesia memiliki ragam budaya beragam. Perbedaan-perbedaan itulah yang kemudian menjadi kekuatan Indonesia.

"Besar negara kita Indonesia ini, bermacam-macam, agama juga sama‎, inilah kebhinekaan dan kemajemukan kita yang harus kita jaga, kita rawat bersama-sama agar menjadi sebuah kekuatan, menjadi sebuah potensi besar,” kata Jokowi.

Presiden pun memberikan apresiasi terhadap masyarakat Tapanuli Selatan yang hidup harmonis dalam keberagaman.

"Saya kagum dengan budaya dan adat-istiadat masyarakat Tapanuli Selatan yang beragam tapi harmonis," ujar Presiden.

Menurut Jokowi, peran JBMI diperlukan dalam mewujudkan perdamaian di Tanah Air, melalui dialog dan sikap saling menghargai perbedaan.

"Saya berharap agar Jam’iyah Batak Muslim Indonesia dapat terus berperan dalam meningkatkan dialog keagamaan, meningkatkan kemajemukan terhadap perbedaan," ujar Jokowi.

Di Pondok pesantren yang sudah berusia lebih dari satu abad itu, Presiden Joko Widodo juga tak lupa mengadakan kuis berhadiah sepeda untuk para santri.

"Kalau urusan ngaji saya percaya di pondok pesantren ini pintar-pintar, tapi saya mau mengetes para santri yang hapal Pancasila," ujar Presiden yang disambut acungan tangan para santri yang antusias untuk menjawab.

Setelah menghadiri Silatnas JBMI, Presiden mengunjungi lokasi pembangunan Asrama Pondok Pesantren Musthafawiyah. Kedua asrama diperkirakan selesai dalam jangka waktu enam bulan ke depan. "Nanti kalau sudah selesai, saya kalau ada waktu bisa hadir di sini," kata Presiden.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini