Sukses

Top 3 Berita Hari Ini: Camry untuk SBY

Dalam Top 3 Berita Hari Ini, mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya mengembalikan mobil kepresidenan yang selama ini dipinjamkan.

Liputan6.com, Jakarta - Top 3 Berita Hari Ini di kanal News masih seputar polemik meminjamkan mobil kepresidenan kepada mantan Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). 

Polemik tersebut mulai muncul ke permukaan ketika mobil Mercedes Benz S600 yang ditumpangi Presiden Joko Widodo atau Jokowi mogok saat tengah dalam kunjungan kerja ke Pontianak, Kalimantan Barat pada Sabtu 18 Maret 2017.

Tak terima namanya diseret ke persoalan mobil dinas kepresidenan, SBY pun angkat bicara. SBY tidak terima dengan pemberitaan yang beredar di media yang terkesan menggunakan mobil bukan haknya.

Karena menurutnya, sesuai dengan Pasal 8 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1978, disebutkan bahwa mantan Presiden dan Wakil Presiden disediakan sebuah kendaraan milik negara beserta pengemudinya.

Kabar lainnya yang tak kalah menarik  tentang kenaikan Biaya Penyelengaraan Ibadah Haji (BPIH). 

Panitia Kerja (Panja) BPIH Komisi VIII DPR dan Panja BPIH Kementerian Agama menyepakati komponen direct cost penyelenggaraan ibadah haji tahun 1438 H/2017 M sebesar Rp 34.890.312. 

Hingga malam ini berita tersebut paling banyak menyita perhatian pembaca Liputan6.com, terutama di kanal News, Jumat (24/3/2017). 

Berikut berita terpopuler dalam Top 3 Berita Hari Ini: 

1. Menanti Camry untuk SBY

Susilo Bambang Yudhoyono keluar dari mobil saat tiba di Wisma Proklamasi, Jakarta, Jumat (23/9). Kedatangan keluarga SBY untuk menghadiri deklarasi Agus-Sylviana sebagai pasangan di Pilgub DKI 2017. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1978 tentang Hak Keuangan/Administratif Presiden dan Wakil Presiden serta Bekas Presiden dan Wakil Presiden, negara memiliki kewajiban untuk memberi fasilitas mobil beserta sopir kepada mantan presiden dan wakil presiden.

Hanya saja, mobil yang diberikan negara kepada mantan presiden dan wakil presiden bukan jenis Mercedes Benz yang masuk dalam kategori mobil kepresidenan. Negara menyiapkan mobil Toyota Camry 2.4 atau 3.6.

"Mulai dari Pak Habibie, Gus Dur, Ibu Mega, Pak Try Sutrisno, Pak Boediono, kita punya daftarnya, diberikan bantuan mobil dan sopir, jenis Camry," ujar Kepala Sekretariat Kepresidenan (Kasetpres) Darmansjah Djumala.

Hanya saja, dia belum tahu kapan pemerintah akan menyerahkan Camry untuk SBY. Saat ini dia sedang fokus pada mobil yang baru saja dikembalikan SBY guna menjalani proses pemeriksaan lanjutan.

Selengkapnya...

2. Biaya Haji 2017 Resmi Rp 34 Juta

Rombongan calon haji kloter pertama diberangkatkan dari Embarkasi Solo, Jawa Tengah. (Liputan6.com/Reza Kuncoro)

DPR dan pemerintah akhirnya sepakat, Biaya Penyelengaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun 1438 H/2017 M sebesar Rp 34.890.312 atau sekitar 2.617 dolar dengan kurs Rp 13.331.

"Panitia Kerja (Panja) BPIH Komisi VIII DPR dan Panja BPIH Kementerian Agama menyepakati komponen direct cost penyelenggaraan ibadah haji tahun 1438 H/2017 M sebesar Rp 34.890.312," kata Ali Taher di ruang kerja Komisi VIII DPR, Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis 23 Maret 2017.

Politikus Partai Amanat Nasional ini menjelaskan, penyelenggaraan ibadah haji tahun 2017 berbeda dengan penyelenggaraan tahun sebelumnya. Terutama karena adanya kenaikan kuota haji 31,4 persen, yang semula untuk haji reguler berjumlah 155.200 jemaah, namun tahun ini berjumlah 204.000 jemaah dari total kuota nasional sebanyak 221.000.

Berikut rincian komponen BPIH tahun 2017.

Selengkapnya...

3. Kisah Mengerikan di Balik Nama Kampung Pecah Kulit

Salah satu lokasi di Kampung Pecah Kulit yang saat ini menjadi Pasar tradisional (Liputan6.com/Ika Defianti)

Jalan Pangeran Jayakarta merupakan salah satu jalan tertua di Jakarta. Jalan itu, yang dulu dikenal dengan nama Jacatraweg ini, sekarang menjadi salah satu jalan sibuk di wilayah barat Jakarta.

Banyaknya gedung perkantoran dan pusat perdagangan membuat jalan di wilayah tersebut seolah tak pernah mati. Namun, di balik kesibukan Jacatraweg masa kini, tersimpan sebuah kisah kelam nan tragis.

"Jadi dahulu terdapat seorang pria keturunan Jerman. Dia sering merampok demi membantu pribumi saat masa pemerintahan Belanda. Karena dianggap berbahaya. Dia dihukum mati," ucap Supandi, salah seorang warga asli Betawi yang tinggal tak jauh dari Jalan Pangeran Jayakarta kepada Liputan6.com.

Beberapa catatan sejarah menyebut kebencian Erberveld pada Belanda karena ketidakadilan pemerintah Batavia dalam kasus-kasus tanah di wilayah Pondok Bambu.

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini