Sukses

Demonstran Meninggal Dunia, DPR Segera Datangi PT Semen Indonesia

Kunjungan itu sebagai bentuk pengawasan setelah menimbulkan polemik antara masyarakat dan perusahaan.

Liputan6.com, Jakarta - Unjuk rasa petani Kendeng yang menolak keputusan pemerintah untuk tetap mengoperasikan pabrik semen PT Semen Indonesia di Rembang dan di wilayah Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah, menelan korban jiwa.

Patmi, salah seorang demonstran yang ikut aksi menyemen kaki di depan Istana Merdeka, meninggal dunia karena serangan jantung. Hal ini menimbulkan keprihatinan anggota parlemen di Senayan.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Viva Yoga mengatakan, pihaknya akan segera mengunjungi pabrik PT Semen Indonesia di Rembang tersebut. Kunjungan itu sebagai bentuk pengawasan setelah menimbulkan polemik antara masyarakat dan perusahaan.

"Komisi IV DPR RI telah mengagendakan untuk melakukan kunjungan ke lapangan terhadap proses pembangunan pabrik dan sengketa lahan. Tujuan kunjungan untuk mengecek kondisi faktual pembangunan pabrik, lalu aspirasi masyarakat sekitar areal pembangunan," kata Viva di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa, 21 Maret 2017.

Mengenai aksi demonstrasi penolakan PT Semen Indonesia oleh petani Kendeng, politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini berharap pemerintah mengambil kebijakan yang tidak melukai hati rakyat.

Kebijakan itu untuk mencegah konflik horizontal akibat polemik berlarut-larut. Ia menekankan, kepentingan warga harus diutamakan tanpa harus mengorbankan program pembangunan nasional.

"Pemerintah sebaiknya melakukan verifikasi faktual di lapangan untuk mendapatkan data akurat. Hal itu agar dalam proses perumusan kebijakannya tidak melukai hati rakyat, tetapi tidak menggangu program nasional," ujar Viva.

Harus Ada Keadilan

Di lain pihak, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menyesalkan meninggalnya Patmi, petani Kendeng yang ikut aksi cor atau menyemen kaki di depan Istana Merdeka. Menurut dia, seharusnya hal tersebut bisa dihindari jika pemerintah mematuhi putusan Mahkamah Agung (MA) untuk mencabut izin operasi PT Semen Indonesia.

"Mestinya hal itu tidak perlu terjadi. Apalagi menurut berita mereka sudah memenangkan itu (putusan MA). Prinsipnya harus ada keadilan. Pemerintah harus mengoptimalkan proses dialog dan juga kepuasan dari masyarakat, khususnya petani di Kendeng itu," kata Fadli.

Ia menegaskan, masyarakat yang terkena dampak langsung pembangunan pabrik semen harus diberikan kompensasi yang memadai.

"Kita kan tidak menolak kemajuan. Tapi dalam proses pemberian kompensasi maupun persoalan lainnya dengan masyarakat setempat harus diselesaikan tuntas baru bisa dilanjutkan. Harusnya demikian. Jadi penghargaan kepada manusia itu tinggi," ucap Fadli.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini