Sukses

Top 3 Berita Hari Ini: Ratusan Aduan Pelanggaran Pilkada DKI 2017

Dalam Top 3 Berita Hari Ini, sejumlah pelanggaran dan aduan mewarnai Pilkada DKI 2017. Salah satunya banyak pemilih yang belum terdaftar.

Liputan6.com, Jakarta - Top 3 Berita Hari Ini teratas di kanal News masih ditempati berita tentang Pilkada DKI 2017 yang berlangsung pada 15 Februari 2017.

Meski sempat ricuh oleh suhu politik yang memanas jelang Pilkada DKI, pada umumnya pesta demokrasi untuk memilih gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta berlangsung aman. 

Hasilnya pasangan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat yang unggul sementara dengan perolehan suara sebesar 42,96 persen. 

Kemudian, pasangan Anies Baswedan - Sandiaga Uno mendapat 40,01 persen, disusul oleh Agus Yudhoyono dan Sylvia Murni dengan 17,02 persen.

Namun pemilihan pemimpin DKI No 1 sempat dinodai oleh sejumlah pelanggaran dan banyak aduan dari masing-masing pasangan calon. Salah satunya banyak pemilih yang tidak terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT), sehingga tidak bisa menggunakan hak suaranya pada Pilkada DKI 2017.

Hingga malam ini berita tersebut paling banyak menyita perhatian pembaca Liputan6.com, terutama di kanal News.

Kabar lainnya yang tak kalah diburu adalah saat Jokowi terpeleset lidah saat mengucapkan singkatan panjang. 

Jokowi mengeluhkan banyaknya singkatan panjang di Indonesia hingga membuatnya sering tertukar.

Berikut berita terpopuler dalam Top 3 Berita Hari Ini:

1. Mengupas Pelanggaran Pilkada DKI 2017

Ketiga pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta menyanyikan lagu Indonesia Raya saat Rapat Pleno Pengundian Nomor Urut pasangan Cagub dan Cawagub DKI Jakarta, Selasa, (25/10). (Liputan6/JohanTallo)

Ketua Bidang Hukum, HAM dan Perundang-Undangan DPP PDI-P Trimedya Pandjaitan menyebut banyak pemilih yang tidak bisa menggunakan haknya dalam Pilkada DKI 2017.

"Adapun pelanggaran tersebut sebagai berikut, pertama pemilih yang tidak terdaftar di DPT akan tetapi memiliki e-KTP dan menunjukkan KK kepada KPPS, namun oleh KPPS tidak diperbolehkan mencoblos," ucap Trimedya di Jakarta, Rabu 15 Februari 2017 malam.

"Kemudian, pemilih yang tidak terdaftar di DPT, akan tetapi membawa Surat Keterangan dari Dinas Catatan Sipil dan menunjukkan KK kepada KPPS, namun oleh KPPS tidak diperbolehkan mencoblos," tambah dia.

Dia melanjutkan, di wilayah Jakarta Pusat, ditemukan fakta pengusiran kepada saksi paslon Ahok-Djarot yang dilakukan ormas pendukung paslon lain di Pilkada DKI 2017.

Selengkapnya...

2.  Saat Jokowi Terpeleset Lidah Ucap Singkatan Panjang

Presiden RI, Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Hari ini, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyaksikan proses Financial Close Pembiayaan Proyek Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA). Dalam sambutannya, Jokowi mengeluhkan banyaknya singkatan panjang yang ada di Indonesia.

"Ini singkatanya kok yah kadang-kadang sulit, apa ini kepanjangannya Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) singkatannya paling panjang tiga gitu loh," keluh Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Jumat (17/2/2017).

"PP (Peraturan Pemerintah) kan enak. Saya suka kebalik-balik, carikan yang pendek-pendek, senengnya singkatan panjang-panjang," imbuh Mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Tidak jarang pula, Jokowi tertukar karena singkatan dari istilah itu mirip.

Selengkapnya... 

3. Siti Aisyah, Merantau ke Malaysia dan Pembunuhan Kim Jong-nam

Siti Aisyah

Nama Siti Aisyah, warga Serang, Banten, tiba-tiba menjadi terkenal baru-baru ini. Perempuan yang 10 tahun tinggal di Gang Kacang RT 05 RW 03 Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat itu diduga sebagai salah satu pembunuh Kim Jong-nam, Kakak tiri Presiden Korea Utara Kim Jong-un.

Di Tambora, persis di belakang rusun Tambora, Aisyah dikenal sebagai wanita lugu, cantik, dan berkulit putih layaknya wanita Sunda lain.

Banyak warga sekitar yang sudah tinggal puluhan tahun tak mengenal sosok Aisyah. Menurut keterangan ketua RT dan tetangga, Aisyah hanya keluar rumah pada saat mencari anaknya.

Setelah menikah, Siti Aisyah akhirnya dibawa oleh sang suami menuju Malaysia. Dia digugat cerai oleh sang suami pada 1 Februari 2012.

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini