Sukses

Kepala BNPT: Banyak Anak Terpapar Radikalisme

Berdasarkan data yang diterima oleh KPAI, terdapat kenaikan yang cukup signifikan dalam kasus pelanggaran hak anak terkait radikalisme.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Suhardi Alius, mengungkap banyak anak Indonesia yang sedari kecil sudah terpapar aksi radikalisme. Ini sesuai dengan temuan BNPT di lapangan.

"Ada pemahaman radikal yang sudah diterima oleh anak kelas lima SD. Ini sangat memprihatinkan kita semua," ujar Suhardi saat konferensi pers terkait pengawasan dan perlindungan anak terhadap radikalisme di Hotel Aryaduta, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (13/2/2017).

Menurut dia, lantaran sejak SD sudah terpapar radikalisme, saat SMA anak tersebut sudah bisa membuat senjata rakitan.

"Kelas satu, dia masuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan masuk jurusan yang membuat dia semakin menambah keahliannya. Dia masuk teknik las, bubut," Suhardi menambahkan.

Beruntung remaja yang terpapar radikalisme tersebut masih bisa diawasi oleh BNPT dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Tentunya dengan kerja sama dengan berbagai lembaga.

"Akhirnya kita bisa dekati untuk reedukasi. Dekati dengan semua lintas, ada Kemenag, KPAI masuk, Pemda ikut, BNPT terlibat. Tidak pernah berhenti kami mencari akar masalah untuk mencari pola yang pas untuk perlindungan dan pengawasan anak-anak ini," kata Suhardi.

Tak hanya itu, berdasarkan data yang diterima oleh KPAI, terdapat kenaikan yang cukup signifikan dalam kasus pelanggaran hak anak terkait radikalisme. Selama satu tahun, dari 2015 hingga 2016, peningkatan kasus paparan rasikalisme mencapai 42 persen.

"Dari 180 kasus menjadi 256 kasus. Salah satunya dengan tayangan kekarasan dan pornografi, jumlahnya meningkat dibandung 2015. Jumlah ini salah satunya jumlah anak yang terpapar teror (radikalisme)," kata Ketua KPAI, Asrorun Niam, di lokasi yang sama.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini