Sukses

Ini Alasan Pembangunan Megaproyek Waduk Cipayung Terhambat

Pembangunan megaproyek Waduk Cipayung dan Sukamahi Bogor terhambat. Lagi-lagi karena masalah yang sama. Apa itu?

Liputan6.com, Bogor - Pembangunan Megaproyek Waduk Cipayung dan Sukamahi di Bogor, Jawa Barat, terhambat pembebasan lahan. Hal ini karena lahan yang akan dibebaskan untuk membangun dua waduk itu, sebagian besar telah dikuasai warga Jakarta.

"Pemilik lahan di sana rata-rata warga yang tinggal di Jakarta. Ada juga beberapa di luar Pulau Jawa," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Pertanahan Nasional (KPN) Kabupaten Bogor AW Ganjar, Rabu 1 Februari 2017.

Kondisi ini membuat petugas kesulitan mengukur dan mendata lahan yang akan dibebaskan. Sebab, saat pengukuran dan pendataan harus menghadirkan pemilik tanah.

"Ini yang menyebabkan terhambatnya pembebasan lahan," ujar Ganjar.

Kendala lainnya, dana bantuan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum diserahkan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat karena menunggu payung hukum.

"Pembebasan lahan untuk pembangunan waduk itu akan ditanggung oleh Pemprov DKI," terang dia.

Ganjar menyebutkan, dari 1.250 bidang lahan, baru lima bidang yang sudah dibebaskan dengan menelan anggaran Rp 6,5 miliar.

Saat ini, tim pembebasan lahan sudah mengukur 350 bidang lahan dan mendata secara yuridis kepemilikan kepada 58 pemilik tanah.

"Bidang lahan yang diukur dan didata yuridis kepemilikannya baru di Desa Gadog dan Cipayung," ucap dia.

Sementara itu, Camat Megamendung Hadijaya mengatakan, ada beberapa kendala yang menyebabkan lambannya pembebasan lahan.

"Kendalanya ada sertifikat tanah sudah dipecah-pecah, dari satu sampai lima sertifikat," kata dia.

Masalah lainnya, lanjut Hadijaya, banyak tanah yang sudah dibeli warga Jakarta, sehingga menjadi kendala pembebasan lahan. "Banyak pemiliknya bukan warga asli Megamendung," ujar Hadi.

Megaproyek Waduk Cipayung dan Sukamahi digadang-gadang sebagai solusi permasalahan sektor pertanian Bogor dan banjir Jakarta.

Waduk ini memiliki daya tampung 6,45 juta meter kubik air dan mampu mereduksi banjir 160 meter kubik/detik, atau mencegah Sungai Ciliwung meluap di Ibu Kota.

Dana untuk membangun waduk yang terletak di enam desa di Kecamatan Megamendung dan Cisarua itu diperkirakan menelan biaya Rp 798,7 miliar.

Sementara lahan yang akan digunakan waduk tersebut seluas 89,42 hektar. Dengan rincian, area konstruksi seluas 36,49 hektare serta area genangan 29,22 hektar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini