Sukses

Wujudkan Kuliner Bersih, Aman, dan Sehat, Ini Langkah Pokja GNRM

Tingginya angka masalah kesehatan dan kematian akibat konsumsi makanan tidak hygienis menjadi perhatian Pokja Gerakan Nasional Revolusi

Liputan6.com, Jakarta Sekretariat Kelompok Kerja (Pokja) Gerakan Nasional Revolusi Mental bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta menyelenggarakan Pelatihan Pedagang Makanan Lenggang Jakarta dengan tema "Bersih, Enak, dan Sehat Sajian Indonesia" yang bertempat di Kantor Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta, Selasa (22/11).

Acara dihadiri oleh 106 orang pedagang dari kawasan Lenggang Jakarta juga didukung oleh Badan POM, Bank Indonesia, Indonesia Chef Association (ICA), dan Indonesia Gastronomy Association (IGA). Para peserta pelatihan mendapatkan materi mengenai makanan yang bersih, aman, dan sehat untuk dikonsumsi.

Asisten Deputi Nilai dan Kreativitas Budaya pada Deputi bidang Koordinasi Kebudayaan, Iwan Eka Setiawan, dan Ketua Pokja Gerakan Nasional Revolusi Mental menjelaskan tujuan pelatihan adalah berdiskusi dengan para pakar agar makanan-makanan yang dijual di Lenggang Jakarta lebih sehat, lebih bersih, dan lebih enak kedepannya.

"Indonesia akan siap dengan kuliner bersih, enak dan sehat untuk menyambut wisatawan khususnya mendukung kenyamanan saat Indonesia menjadi tuan rumah pada Asian Games 2018," jelas Iwan dalam sambutannya.

Materi pelatihan pertama disampaikan oleh Rismana Adji dari Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta yang berbicara tentang hygiene sanitation makanan jajanan.

Rismana mengungkapkan masalah kesehatan dan kesakitan atau kematian akibat mengkonsumsi makanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan angkanya masih tinggi, sehingga perlu tindakan preventif.

"Upaya untuk mengendalikan hygiene sanitation itu antara lain mengendalikan faktor makanan, orang, tempat, dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan," ujar Rismana yang menjadi pembicara pada sesi pertama pelatihan.

Para pedagang makanan, lanjut Rismana sebaiknya berlokasi di tempat yang cukup jauh dari sumber pencemaran seperti lokasi pembuangan sampai terbuka, lokasi pengolahan limbah, jalan, dan lainnya.

"Sentra pedagang makanan jajanan juga harus dilengkapi dengan fasilitas sanitasi yang meliputi air bersih, tempat penampungan sampah, saluran pembuangan air limbah, toilet, dan fasilitas pengendalian lalat atau tikus. Para pedagang juga harus memiliki enam prinsip hygienic sanitation pangan (HSP) yaitu pemilahan bahan; penyimpanan bahan makanan; pengolahan makanan; penyajian; distribusi/pengangkutan; dan penyimpanan produk," ungkapnya.

Kunci Keamanan Pangan

Direktur Surveillance dan Penyuluhan Keamanan Pangan Badan POM, Yayan Cahyani, pada sesi kedua membahas tentang lima kunci keamanan pangan untuk pedagang kreatif lapangan (PKL), yang kini bukan lagi disebut pedagang kaki lima.

"Adapun lima kunci keamanan pangan adalah sediakan bahan baku yang aman, olah pangan secara seksama, pajang atau sajikan dengan aman, jual dengan aman, dan jaga kebersihan," jelas Yayan.

Selanjutnya, Lucky dari ICA memaparkan tentang keracunan makanan, time temperature relationship atau hubungan suhu, kuman dalam bahan makanan dengan waktu pemanasan, dan bakteri-bakteri yang  terkandung dalam makanan.

Dalam pelatihan kali ini, pesohor dari Boga Sisca Soewitomo turut memberikan ilmunya mengenai kuliner Indonesia. Sisca memaparkan tentang sejarah kuliner Indonesia yang kaya akan rempah-rempah dan sudah mendunia sejak abad ke-15.

"Rempah memegang peranan penting dalam peta kulinar Indonesia karena menjadi salah satu ciri khas cita rasa masakan Indonesia. Akibatnya, banyak bangsa yang memperebutkan pala, merica, dan cengkih yang merupakan komoditas utama Nusantara. Dari jejak budaya inilah lahir budaya saling yang memperkaya khasanah kulinari Indonesia," jelas Sisca.

Menurut Sisca, meski jumlah bumbu dan rempah yang dipakai jenisnya banyak tetapi jenis bumbu untuk dapur dapat dibakukan menjadi bumbu dasar yang bisa dikategorikan berdasarkan warnanya yaitu bumbu dasar putih (memakai kemiri), bumbu dasar merah (cabaimerah), dan bumbu dasar kuning (kunyit atau kari).

Terakhir adalah sesi yang dibawakan oleh Syarif Hidayatulloh, Konsultan Keuangan Mitra Bank, Bank Indonesia yang memberikan penjelasan aplikasi teknologi informasi “Siapik” atau sistem administrasi pencatatan keuangan kepada para pedangan Lenggang Jakarta untuk meningkatkan kapasitas dan mempermudah mengakses perbankan.

"Aplikasi ini dapat diunduh melalui Android dan membantu melakukan pembukuan yang dengan mencatat jenis transaksi sederhana bagi usaha perorangan (usaha mikro) maupun juga usaha kecil. Pengenalan aplikasi ini disambut antusias oleh para pedagang yang akan dilatih secara intensif untuk penggunaan aplikasi ini," ungkap Syarif.

(Adv)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini