Sukses

Gangguan Operasional Jalur Bogor-Jakarta Kota, KRL Telat 20 Menit

Penumpang mengeluh, tarif naik tapi tak ada perubahan signifikan dalam pelayanan kereta.

Liputan6.com, Jakarta Jalur Commuter Line atau KRL mengalami gangguan operasional di jalur Bogor-Jakarta Kota. Akibatnya, penumpang menumpuk di stasiun Bogor.

"Ada kereta yang diganti rangkaiannya karena yang satu itu terjadi gangguan. Diganti agar lebih maksimal," ujar Humas PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Eva Chairunisa ketika dihubungi Liputan6.com, Senin (3/10/2016).

Menurut Eva, proses penggantian rangkaian kereta itu bisa terjadi selama 10 sampai 20 menit, sehingga kereta tak bisa berangkat tepat waktu.

"Oleh karena itu kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini," ujar Eva.

Seorang pengguna kereta, Hary, mengatakan dia harus menunggu selama 20 menit di stasiun Citayam. Biasanya, pria yang bekerja di Kawasan Sudirman ini menunggu kereta di stasiun Citayam pada pukul 05.30 WIB, namun dia harus menunggu hingga pukul 05.45 WIB. "Jadi terlambat ke kantor," ujar Hary.

Penumpang lainnya bernama Risman juga mengeluhkan keterlambatan kereta tersebut.

"Biasanya naik kereta Bojong balik (Bojong Gede-Jakarta Kota). Biasa berangkat jam 06.00 WIB. Tapi sampai segini (jam 06.20 WIB) kereta belum ada," keluh Risman.

Risman mengatakan, dia sempat bingung karena kereta tak kunjung datang. Sebab, tak ada pengumuman gangguan kereta di stasiun Bojong Gede.

"Petugas cuma menyampaikan hal biasa, misal kereta tujuan mana dah sampe mana," ujar dia.

Risman juga mengatakan, saat tarif KRL naik Rp 1.000 pada Sabtu 1 Oktober 2016 lalu, tak ada perubahan signifikan dalam pelayanan kereta.

"Enggak ngaruh (tarif naik), sama aja suka telat dan bejubel," tandas Risman.

Kemarin, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Prasetyo Boeditjahjono mengatakan, kenaikan tarif KRL ini untuk meningkatkan fasilitas dan layanan.  Kenaikan ini juga untuk mendukung target jumlah penumpang 1,2 juta orang per hari pada 2019. Saat ini KRL setiap harinya baru mengangkut 850 ribu orang.

"Kami sampaikan kepada PT KCJ bahwa persetujuan atas pemintaan kenaikan tarif KA sebesar Rp 1.000 per penumpang tersebut harus dialokasikan untuk biaya/investasi peningkatan sarana dan pelayanan KRL," kata Prasetyo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini