Sukses

Buruh Unjuk Rasa, Tolak Perdagangan Bebas

Ribuan buruh di Sumatera Utara menggelar unjuk rasa menolak pemberlakuan perdagangan bebas ASEAN-Cina (ACFTA). Para buruh ini juga mempertanyakan komitmen SBY mengenai keberpihakannya terhadap nasib para buruh.

Liputan6.com, Medan: Gelombang aksi unjuk rasa menolak perdagangan bebas ASEAN-Cina atau ACFTA terus terjadi di tanah air. Pada Rabu (27/1), ribuan buruh di Medan, menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Gubernur Sumatera Utara. Para buruh menolak pemberlakuan ACFTA, karena dituding sebagai biang keladi penyebab keterpurukan bangsa.

Kedatangan ribuan buruh yang tergabung dalam "Dewan Buruh Sumatera Utara" itu langsung dihadang ratusan aparat kepolisian. Kepolisian Sumut sebelumnya telah menyiapkan water canon dan memasang kawat berduri guna mengantisipasi terjadinya aksi anarkis para buruh.

Di hadapan blokade aparat berseragam, pengunjuk rasa meluapkan kekecewaan, dengan mengecam pemberlakuan perdagangan bebas,yang hanya akan semakin menghancurkan perekonomian di tanah air. Para buruh menilai, ACFTA membuat pengusaha lokal semakin terpuruk dan akan banyak perusahaan lokal yang tutup. Akibatnya sudah tentu akan terjadi PHK massal karena produk lokal kalah bersaing dengan barang impor dari Cina.

Usai menggelar mimbar bebas di halaman kantor gubernur, para buruh kemudian mencoba menerobos masuk ke dalam areal utama kantor gubernur untuk bertatap muka langsung dengan Gubernur Syamsul Arifin. Namun, niat mereka terhadang blokade petugas.

Mendapat hadangan aparat polisi, membuat para buruh berang dan dengan paksa menerobos masuk. Sempat terjadi kericuhan sesaat, akhirnya pihak kepolisian yang kewalahan pun mengalah dan membiarkan buruh masuk. Di dalam ruangan, para buruh kemudian kembali melontarkan kekecewaannya terhadap pemerintah yang belum berhasil melakukan renegosiasi, untuk membicarakan kembali ACFTA, juga mempertanyakan komitmen dan keberpihakan SBY terhadap nasib para buruh.

Syamsul Arifin atau pejabat teras pemerintah Sumatra Utara tidak ada yang bersedia menemui pengunjuk rasa hingga akhirnya para buruh pun membubarkan diri.(ARL/YUS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.