Sukses

Musibah Longsor di Sukabumi Meluas, 332 Rumah Rusak

Longsor menyebabkan tebing longsor, tanah retak, dan ratusan bangunan rusak. Warga pun terpaksa mengungsi.

Liputan6.com, Jakarta - Longsor yang terjadi di Desa Cimenteng dan Desa Nagrakjaya, Kecamatan Curugkembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat sejak Selasa lalu terus berlangsung hingga saat ini. Longsor menyebabkan tebing longsor, tanah retak, dan ratusan bangunan rusak. Warga pun terpaksa mengungsi.

Tipe longsoran yang merayap terus terjadi, apalagi ditambah dengan curah hujan yang masih terus turun menyebabkan longsor makin mengancam masyarakat.

"Jumlah keseluruhan bangunan yang terdampak longsor sebanyak 429, yaitu 174 unit rumah rusak berat, 102 rumah rusak sedang, 56 rumah rusak ringan, dan 97 unit rumah terancam," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu 17 Agustus 2016.

Selain itu, bangunan fasilitas umum dan sawah juga mengalami kerusakan yang meliputi 4 gedung majelis taklim rusak, 4 musala rusak, 1 bangunan pesantren rusak, 1 bangunan SD rusak berat, 1 bangunan kantor desa rusak berat, 1 Puskesmas pembantu rusak berat, 1 bangunan Posyandu rusak berat, dan 10 hektare sawah rusak dan gagal panen.

"Sementara itu, sebanyak 386 kepala keluarga atau 1.139 jiwa menjadi terdampak langsung longsor. Jumlah pengungsi tidak tetap, tergantung pada cuaca. Saat hujan atau malam pengungsi mencapai 300-350 jiwa, namun saat cuaca terang hanya berkisar 100-150 jiwa," jelas Sutopo.

Hingga saat ini, Bupati Sukabumi masih menetapkan masa tanggap darurat. Tanah longsor yang berlangsung saat ini lebih besar dan terus meluas dibanding longsor tahun 2012 yang terjadi di dua desa yaitu Desa Cimenteng dan Bojong Tugu Kecamatan Curugkembar Kabupaten Sukabumi.

Lokasi longsor saat ini merupakan daerah zona merah rawan tinggi bencana longsor. Dengan tipe longsoran yang merayap maka timbul ketidakpastian sampai kapan longsor besar akan terjadi. Hal ini menyebabkan sebagian masyarakat masih menempati rumah tersebut meski sudah rusak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini