Sukses

Teror Telur Busuk Hantui Bogor

Penjualan telur rebus busuk di pasar tradisional terungkap sudah berlangsung selama 20 tahun.

Liputan6.com, Bogor - Masyarakat Kota Bogor digegerkan temuan ribuan telur rebus busuk yang beredar luas di pasar tradisional setempat. Telur-telur tidak layak itu sengaja disebar pihak-pihak bertanggung jawab untuk mencari keuntungan.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor pertama kali mengungkapnya Rabu 8 Juni 2016 dini hari di Pasar Bogor. Ada 3.000-an telur rebus busuk yang disita Disperindag dari tangan salah satu pedagang di sana.

Kepala Bidang Perdagangan, Disperindag Kota Bogor Mangahit Sinaga mengatakan telur-telur rebus busuk tersebut dipasok oleh seseorang asal Cimande, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor.

Kamis 9 Juni 2016, ribuan telur busuk kembali ditemukan. Jumlahnya dua kali lipat dari temuan sehari sebelumnya, 9.400-an telur rebus busuk. Telur-telur tersebut kembali ditemukan di Pasar Bogor dan Pasar Kebon Kembang.

Ribuan telur busuk temuan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Menurut Mangahit, telur-telur tersebut yang gagal menetas dan sudah mati. Namun oleh pelaku direbus kemudian dijual sebagai isi bakso dan cumi, bahkan telur tersebut untuk pelengkap siomay.

"Telur ini tidak layak konsumsi karena mengandung bakteri dan bisa menimbulkan penyakit batuk dan gatal-gatal," kata dia.

20 Tahun Beroperasi

Seorang sopir yang diamankan Disperindag, ED, mengaku penjualan telur rebus busuk tersebut sudah berlangsung 20-an tahun.

Masyarakat Bogor diimbau tidak membeli telur rebus yang beredar di pasaran. Sebab, telur tersebut mengandung bakteri yang dapat menyebabkan penyakit.

Kepala Bidang Peternakan Dinas Peternakan Kota Bogor Wina mengatakan tim juga telah melakukan uji laboratorium pada tahun lalu. Terbukti telur tersebut mengandung bakteri yang dapat mengganggu pencernaan dalam jangka panjang dan gatal-gatal.

Adapun ciri telur rebus busuk tersebut adalah bertekstur kenyal dan bau menyengat. "Jika kulitnya dikupas terlihat warna kuning telur mencolok dan berukuran besar," kata dia.

Meski demikian, pihak Disperindag tidak berencana melaporkan kasus tersebut kepada pihak kepolisian.

"Pemilik akan dimintai keterangan, kalau barang bukti telur rebus dan 2 mobil pick up serta 1 angkot kami sita," ujar Mangahit.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.