2 Alasan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 Jadi Maha Penting

Liputan6.com, Jakarta Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo bersama jajarannya menggelar apel untuk memperingati Hari Lahir Pancasila yang jatuh pada 1 Juni.

Tjahjo mengatakan, dalam peringatan ini, Presiden Soekarno menggaungkan pidato maha penting di depan sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Pidato yang kemudian dirumuskan dalam alinea keempat pembukaan UUD 1945 ini merupakan nilai-nilai Pancasila yang digali Bung Karno dari persada Indonesia.

"Pidato ini maha penting bagi kita sebagai bangsa karena dua alasan mendasar," ujar Tjahjo di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Rabu (11/6/2016).

Pertama, kata dia, Pancasila telah menjadi norma fundamen, filsafat, pikiran yang jernih, jiwa, serta hasrat yang dalam untuk membentuk Indonesia Merdeka yang kekal dan abadi.

Kedua, Pancasila sekaligus telah berfungsi sebagai alat efektif yang mempertautkan bangsa yang ber-Bhinneka ke dalam ke-Ikaan yang kokoh.

Karena itu, Tjahjo berpesan untuk semua pihak agar menjadi pancasilais sejati. Dengan menyatukan hati, pikiran, ucapan dan tindakan ke dalam perjuangan mewujudkan Pancasila.

"Jangan pernah biarkan ucapanmu mengkhianati pikiranmu. Dan jangan pernah biarkan pikiranmu mengkhianati hati nuranimu. Di dalam kesatuan dan keteguhan hati, pikiran, ucapan dan tindakanmu, Pancasila menampakkan kewibawaannya," tegas Tjahjo.

Dia pun berpesan, agar menjadikan gotong-royong sebagai intisari Pancasila, dan menjadi cara pikir, tutur, dan cara kerja di mana pun dan kapan pun.

"Jangan pernah lelah untuk berpikir dan bertindak secara gotong-royong. Hanya dengan cara itu, Pancasila akan menjadi ideologi dinamis yang hidup dan berdialektika di tengah-tengah bangsa yang Bhinneka ini," tandas Tjahjo.