Sukses

Seribu Pesona Tanah Garut

Liburan ke Garut, Jabar, bisa menjadi pilihan Anda untuk menyegarkan tubuh dari kepenatan. Kampung Sampireun, Candi Cangkuang, dan sambal cibiuk akan membuat Anda betah.

Liputan6.com, Garut: Tak mudah mendapatkan suasana yang menawarkan ketenangan. Apalagi jika Anda berdomisili di kota besar seperti Jakarta. Karena itu, jika mendambakan ketenangan jiwa, tak ada salahnya Anda mendatangi Kampung Sampireun di Garut, Jawa Barat.

Aroma pedesaan di Kampung Sampireun terasa begitu kental. Udara sejuk pegunungan, hembusan angin yang lembut dan gemerisik pohon bambu diiringi musik Sunda dapat dinikmati dari bale-bale bungalow sambil bercengkerama dengan anggota keluarga.

Puluhan cottage atau bungalow yang mengelilingi danau seluas 1,4 hektare menjadi magnet Kampung Sampireun. Masing-masing cottage dilengkapi perahu yang dapat digunakan kapan saja. Pelayanan kamar juga memanfaatkan sarana transportasi air ini. Misalnya untuk hidangan serabi di pagi hari dan sekoteng di malam hari. Di hari-hari libur, pengunjung disuguhi berbagai atraksi, mulai dari balap perahu hingga perang bantal.

Selain Kampung Sampireun, jangan lewatkan pula untuk berkunjung ke cagar budaya Candi Cangkuang. Nama cangkuang sendiri berasal dari pohon cangkuang, sejenis pandan yang tumbuh di wilayah tersebut. Candi hindu peninggalan abad ke-8 ini berada di sebuah pulau di tengah danau atau situ Cangkuang. Untuk menuju lokasi candi Anda bisa menggunakan rakit.

Tak hanya candi, di Pulau Cangkuang juga terdapat makam Embah Dalem Arif Muhammad, seorang panglima perang Kerajaan Mataram yang dikenal sebagai penyebar agama Islam di kawasan ini. Keunikan lain cagar budaya Candi Cangkuang adalah keberadaan Kampung Pulo yang didiami oleh keturunan Embah Dalem Arif Muhammad.

Di kampung ini hanya berdiri enam rumah yang dibangun saling berhadapan dan sebuah masjid. Tempat ibadah ini melambangkan seorang anak laki-laki, sedangkan enam rumah melambangkan enam anak perempuan keturunan Arif Muhammad.

Karena berbagai keunikan yang ditawarkan cagar budaya Candi Cangkuang, tak heran lokasi wisata ini tak hanya ramai dikunjungi wisatawan lokal, namun juga mancanegara. Apalagi lokasinya mudah dijangkau dengan satu atau dua jam perjalanan dari Kota Bandung, Jabar.

Untuk urusan selera, Garut juga menyimpan banyak ragam makanan. Jangan mengaku pecinta makanan pedas kalau belum mencicipi sambal cibiuk. Keunikan sambal khas Kabupaten Garut ini terletak pada komposisi bumbunya yang terdiri dari cabai rawit hijau, tomat hijau, kencur, dan lainnya. Paduan bumbu-bumbu ini mampu menghasilkan rasa yang sangat pedas namun tidak membuat perut panas.

Sambal cibiuk tidak seperti sambal kebanyakan, konon sambal ini adalah sambal "keramat" karena merupakan sambal yang diciptakan oleh pemuka agama di Garut dahulu kala. Sang pembuat sambal Eyang Siti Fatimah yang merupakan keturunan dari Eyang Syeh Djafar Siddik, seorang pemuka agama di Garut. Setelah Siti Fatimah menciptakan sambal tersebut, secara perlahan-lahan masyarakat sekitar menirunya hingga hampir seluruh penduduk di Cibiuk mahir membuatnya.

Rasa pedas dan mitos sambal keramat mengiringi kesuksesan sambal cibiuk. Kini sambal itu menjadi primadona sampai keluar daerah asalnya. Aneka sambal cibiuk dihidangkan di atas cobek dan dibuat dadakan. Selain itu, sambal ini menjadi spesial karena banyaknya terasi yang mengundang selera makan.

Tak lengkap jika meninggalkan keindahan Garut tanpa membawa buah tangan. Meski sangat identik dengan dodol, domba, batik, dan jeruknya, Garut juga punya produk lain yang tidak dapat dipisahkan dari nama Garut, yakni jaket kulit dari kulit domba. Toko-toko jaket kulit dapat ditemui di Jalan Ahmad Yani atau di jalan Gagak Lumayung, Sukaregang. Harga jaket kulit Garut berkisar antara Rp 400 ribu hingga Rp 1,5 juta per potong. Kualitasnya pun tak kalah dari produk luar negeri.

Selain jaket, hasil kerajinan kulit yang dihasilkan perajin di Garut adalah sepatu, sandal, ikat pinggang, dompet, tas, topi dan lain-lain. Akan tetapi, sampai saat ini jaket kulit menjadi produk paling diminati dibandingkan produk lain. Hasil kerajinan ini bisa menjadi pilihan Anda untuk berbelanja sekaligus menumbuhkan kecintaan terhadap produk dalam negeri. Selengkapnya simak video berita ini.(ADO)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini