Sukses

3 Aksi Tragis Polisi Habisi Nyawanya dan Keluarga

Polisi di Melawi Kalbar tega membunuh dan memutilasi 2 anaknya. Selain itu, hal serupa juga terjadi di sejumlah daerah.

Liputan6.com, Jakarta - Aksi polisi yang tega menghabisi nyawa orang tercinta kembali terjadi. Kali ini kejadian itu berlangsung di Melawi, Kalimantan Barat.

Adalah Brigadir Petrus Bakus membunuh 2 anak kandungnya. Selain itu, polisi berpangkat brigadir itu juga memutilasi kaki-tangan anaknya F serta A yang berusia 5 dan 3 tahun.

Peristiwa ini menambah daftar panjang aksi keji yang telah dilakukan pengayom masyarakat tersebut. Sebab kejadian serupa juga pernah terjadi di sejumlah daerah.

Sebut saja di daerah Riau. Lantaran cekcok dalam rumah tangga, polisi yang berpangka Bripka tega menembak istrinya. Usai menghabisi nyawa pendamping hidupnya, polisi yang berinisial SM itu langsung kabur.

Kejadian lainnya juga terjadi di Mamuju, Sulawesi Barat. Akibat diputus cinta oleh pacarnya yang Polwan, polisi yang bernama Bripda Ricky Ricardo menembak kepalanya sendiri alias bunuh diri.

Berikut ini 3 kejadian tragis dilakukan polisi yang dihimpun Liputan6.com, Jumat (26/2/2016):

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mutilasi 2 Anaknya

Seorang polisi di Melawi, Kalimantan Barat, membunuh 2 anak kandungnya. Polisi berpangkat brigadir itu juga memutilasi kaki-tangan anaknya F serta A yang berusia 5 dan 3 tahun.

"Iya benar. Tapi saya belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut," ujar Kapolres Melawi AKBP Cornelis Mangarahon Simanjutak ketika dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Jumat (26/2/2016).

Informasi yang didapat, perbuatan pelaku Brigadir Petrus Bakus diketahui sang istri, W. Saat itu, W terbangun karena pelaku mendatanginya. W kaget karena Petrus membawa parang.

Pelaku kemudian berkata, "Mereka baik, mereka mengerti, Mereka Pasrah. Maafkan papa ya, Dik."

Kata-kata Petrus membuat W tambah kaget. W bergegas ke kamar yang biasa digunakan Petrus dan kedua anaknya.

Melihat kedua anaknya sudah dalam keadaan tak bernyawa dan bersimbah darah, W keluar rumah dan meminta pertolongan.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Ajun Komisaris Besar Polisi Arianto membenarkan adanya kejadian itu.

3 dari 4 halaman

Tembak Kepala

Brigadir Polisi Dua (Bripda) Ricky Ricardo tewas bunuh diri. Dia menembak kepalanya sendiri di depan rumah adat Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Rabu 2 Desember 2105.

Anggota Satuan Profesi dan Pengamanan (Propam) Polres Mamuju itu diduga bunuh diri akibat ada perselisihan dengan pacarnya yang juga anggota Polri. Kekasihnya yang bertugas di Polsek Kalukku, Polres Mamuju, itu bernama Brigadir Polisi Dua (Bripda) Fitria.

Kapolres Mamuju, AKBP Eko Wagiyanto, dikonfirmasi via telepon membenarkan kejadian tersebut. Ia mengungkapkan nyawa Bripda Ricky tak tertolong setelah ia dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

"Jadi, usai kejadian korban dilarikan ke UGD RS Mitra Manakarra Kabupaten Mamuju dalam keadaan kritis. Setelah itu dirujuk ke RS Bhayangkara Makassar. Tapi dalam perjalanan, tepatnya di Kabupaten Polman, korban meninggal dunia," ucap Eko.

4 dari 4 halaman

Tembak Istri

Seorang oknum polisi di Kabupaten Rokan Hulu, Riau, tega menembak isterinya hingga tewas. Setelah menembak istrinya, Bripka SM langsung kabur.

"Yang bersangkutan tengah diburu untuk ditangkap dan diproses," kata Kapolres Rohul, AKBP Pitoyo Agung Yuwono, kepada wartawan, Senin 19 Oktober 2015 petang.

Pitoyo menjelaskan, perbuatan SM berawal dari pertengkaran dengan istrinya, Risma, pada Senin pagi.

"Tak lama kemudian, sekitar pukul 11.00, warga sekitar menemukan Risma dalam kondisi tergeletak di halaman rumah," kata Pitoyo.

Sewaktu ditemukan warga, kata dia, Risma sudah tak bernyawa dan mengeluarkan darah di bagian perutnya akibat luka tembak yang dialaminya.

Sebelumnya, Bripka SM dinformasikan tengah melaksanakan PAM Bank Mandiri dengan menggunakan senjata api pendek revolver.

"Namun saat kita lacak ke sana, dia sudah tidak ada dan mungkin telah melarikan diri. Kita masih melakukan pengejaran terhadap yang bersangkutan," ujar Pitoyo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini