Sukses

Rusuh Lagi, Kongres HMI di Pekanbaru akan Dihentikan Paksa

Polda Riau mengultimatum anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) untuk menuntaskan kongres nasional malam ini.

Liputan6.com, Pekanbaru - Kepolisian Daerah (Polda) Riau mengultimatum anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) untuk menuntaskan kongres nasional malam ini. Jika tidak, kegiatan untuk memilih Ketua dan formatur Pengurus Besar (PB) HMI itu akan dihentikan paksa.

Sikap ini diambil Polda Riau karena melihat kongres yang selalu berujung rusuh. Ditambah lagi, kongres seharusnya sudah selesai pada pekan lalu, tapi diperpanjang karena sering deadlock serta berujung rusuh.

"Yang paling utama, Polda Riau dan jajaran sekarang Siaga I. Ribuan personel akan dikirim ke daerah untuk mengamankan pilkada, ini menyita perhatian," kata Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo di Pekanbaru, Jumat (4/12/2015).

Pada Jumat dinihari tadi, kata Guntur, Kongres HMI kembali ricuh. Tak hanya dalam Gelanggang Remaja, tempat berlangsungnya Kongres, kerusuhan juga terjadi di Jalan Sudirman Pekanbaru.

Dalam kerusuhan itu, sejumlah fasilitas umum dilaporkan rusak. Bahkan, peserta yang rusuh juga melukai warga yang sempat melintas.

"Itu milik publik (yang dirusak), milik masyarakat semua. Makanya pemerintah daerah harus ada batasan waktu (kongres). Kapan Gelanggang Remaja digunakan HMI, termasuk fasilitasnya," ucap Guntur.

Polda Riau mendukung pemerintah daerah supaya Kongres HMI diselesaikan. Alasannya, ribuan polisi sudah bakal dikirim ke daerah untuk mengamanankan pilkada.

"Ini akan menyita perhatian (kepolisian), belum lagi menjaga keamanan lainnya. Jelas kejadian (tawuran) itu sudah mengganggu kenyamanan dan pikiran masyarakat," ucap Guntur.

Menurut Guntur, tidak seharusnya mahasiswa yang selalu bersentuhan dengan pola pikir intelektual mengedepankan kekerasan dalam mengambil keputusan.

"Kenapa harus rusuh, mahasiswa itu kan harus cerdas, tidak pakai otot dalam mengambil keputusan. Ini kenapa oknum anggota HMI selalu rusuh," kata Guntur.**

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.