Sukses

Gelombang Panas Ancam Australia, Taman Nasional Sydney Ditutup

Belasan taman nasional di negara bagian sudah ditutup, terutama di selatan New South Wales. Karena kemungkinan terjadi kebakaran semak.

Liputan6.com, Sydney - Gelombang panas diperkirakan menyelimuti negara bagian New South Wales (NSW), Australia. Suhu di kota Sydney pun digadang-gadang akan mencapai 41 derajat Celsius pada Jumat 20 November.

Kondisi cuaca ekstrem tersebut membuat taman nasional di seluruh negara bagian itu ditutup, khawatir terjadi kebakaran.

Di bagian pedalaman, suhu diperkirakan akan lebih panas lagi.

"Kondisi gelombang panas ini disebabkan tekanan tinggi yang bergerak lambat dari kawasan Laut Tasman," kata Biro Meteorologi (BoM) seperti dikutip dari ABC.net.au, Kamis (19/11/2015).

BoM mengungkap, kondisi itu menyebabkan udara panas dan kering dari Australia Tengah tertarik ke NSW.

Menurut Manajer cuaca buruk BoM, Michael Logan, suhu tinggi ini diperkirakan berkisar 40 derajat di kawasan pedalaman NSW dan juga di daerah pinggir pantai, termasuk Sydney pada esok hari. "Suhu untuk Sydney sudah di-update menjadi 41 derajat Celsius hari Jumat," kata dia.

"Ini skenario klasik kombinasi antara angin yang panas dan kering dari timur dengan tidak ada angin dari arah laut, disusul angin dari selatan di malam hari yang akan menurunkan suhu," beber Logan.

Observatory Hill di Sydney mencatat, suhu paling tinggi pada bulan November 41,8 derajat Celcius di tahun 1982.

"Kondisi gelombang panas ini akan terus berlanjut sampai Sabtu, 21 November, di timur laut negara bagian tersebut," jelas Logan.

Namun Ben Shepherd dari Dinas Pemadam Kebakaran Pedesaan mengatakan, risiko kebakaran ini tidak akan mencapai keadaan ekstrem di seluruh negara bagian besok.

"Hujan yang terjadi baru-baru ini akan membuat indeks risiko kebakaran masih di titik rendah," tutur Ben.

Gelombang panas sudah mempengaruhi Riverina, di selatan NSW, di mana Dinas Pemadam Kebakaran telah menyatakan risiko kebakaran parah saat ini. Kondisi telah diklasifikasikan "ekstrem" di Riverina utara.

Taman Nasional dan Wildlife Service serta lebih dari selusin taman ditutup, terutama di selatan negara, karena risiko kebakaran meningkat. Dikhawatirkan kemungkinan terjadi kebakaran semak. (Tnt/Sun)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini