Sukses

Terkendala Cuaca, Bantuan Korban Hujan Es Papua Terlambat Dikirim

Akibat bencana hujan es di Papua, hasil kebun warga mengalami gagal penen dan mengering serta tak dapat dikonsumsi.

Liputan6.com, Jayapura - Pemerintah Kabupaten Puncak, Papua mencarter helikopter Pegasus Air Service berkapasitas 3 ton untuk membawa bahan makanan dan kebutuhan warga di 3 kampung yang dilanda hujan es. Ketiga kampung itu yakni Agamdugume, Tuput, dan Jiwot.

Sebanyak 250 bungkus mi instan dan 6-12 ton beras siap untuk digeser ke 3 kampung yang terletak di Distrik Agamdugume, Kabupaten Puncak-Papua. Namun kiriman bantuan makanan tersebut terlambat didistribusikan.

Keterlambatan ini dikhawatirkan bakal menyebabkan kelaparan.

"Kami berharap besok cuaca membaik dan helikopter yang kami carter bisa menyinggahi 3 kampung tersebut," kata Kepala Dinas Sosial Kabupaten Puncak Juliana Kaley saat dihubungi melalui telepon selularnya di Jayapura, Papua, Selasa (14/7/2015).

"Kami juga sudah menyurat ke Kodam Cenderawasih dan PT Freeport Indonesia untuk meminta bantuan helikopter, namun sampai saat ini belum ada tanggapan. Mungkin prosedurnya agak panjang. Sehingga kami mengambil langkah dahulu untuk sewa helikopter," imbuh dia.

Sakit

Juliana menuturkan, sebelumnya Wakil Bupati Repinus Telenggen mengaku telah melihat dari dekat 3 kampung itu. Menurut dia, hingga saat ini baru 10 dus mi instan dan 6 karung beras berukuran 50 kilogram yang bisa dikirim ke daerah tersebut.

Sebab pesawat yang ditumpangi rombongan wakil bupati hanya berkapasitas 800 kilogram dan mampu membawa 8 penumpang.

"Pesawat yang ditumpangi rombongan tak boleh berkapasitas lebih dari 1 ton. Kami berharap terus ada dukungan dari pihak lain dengan adanya musibah ini. Laporan yang kami terima baru ada 1-2 orang yang sakit akibat bencana ini. Harapan kami musibah ini dapat teratasi dengan cepat," ucap Juliana.

Akibat bencana hujan es, hasil kebun warga mengalami gagal penen dan mengering serta tak dapat dikonsumsi. Bencana hujan es di Distrik Agamdugume merupakan siklus tahunan.

Namun hujan es tahun ini tergolong sangat ekstrem dan berkepanjangan. Sebab sudah berlangsung hingga 1 bulan lebih. Padahal biasanya hanya berlangsung 2-3 minggu. (Ndy/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini