Sukses

Syekh al-Azhar Mesir Imbau Umat Islam Timba Ilmu di Indonesia

Perguruan tinggi ternama di Mesir yakni Universitas al-Azhar Kairo, ingin membuka jurusan Bahasa Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Terpesona dengan kehidupan beragama, khususnya agama Islam, yang damai dan harmonis di Indonesia, perguruan tinggi ternama di Mesir yakni Universitas al-Azhar Kairo, ingin membuka jurusan Bahasa Indonesia.

Hal ini disampaikan saat Kafilah Majelis Hukum Al Muslimin Universitas al-Azhar Kairo bertemu Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Jumat 3 Juli 2015 kemarin, di Jakarta.

"Al-Azhar serius untuk menyebarkan Islam Wasathiah di daratan Afrika dan Bumi Barat. Namun, melihat kenyataan bahwa Indonesia merupakan salah satu tempat yang harmonis, moderat, dan damai Islamnya, Syekh al-Azhar berharap Universitas al-Azhar bisa menimba ilmu di Indonesia," ujar Saeed Atia Ali mewakili Kafilah, yang dikutip dari kemenag go.id, Sabtu (4/7/2015).

Kafilah Mesir ini terdiri dari Saeed Atia Ali, Hosny Metwally, dan Ahmed Shaykowy. Mereka datang menemui Menteri Agama dengan didampingi Duta Besar Mesir untuk Indonesia, Bahaa Dessouri, Konsellor Ahmed Eid, dan Pembina Ikatan Alumni al-Azhar Kairo, Quraish Shihab.

"Selain itu, ada keinginan dari al-Azhar untuk membuka jurusan Bahasa Indonesia, yakni studi Islam dengan Bahasa Indonesia," tambah Saeed Atia Ali menyampaikan keinginan Syaikhul al-Azhar, Syekh Ahmad Thayyib, dan para pemimpin al-Azhar lainnya.

Bahkan, kata Atia, Syekh al-Azhar telah mengimbau agar menimba ilmu di Indonesia. "Perhatikan bangsa Indonesia yang baik ini, karena Indonesia mampu menjalankan Islam yang moderat, toleran, dan cinta damai. Maka timbalah ilmu di Indonesia."

Menurut Atia, selain untuk bersilaturahmi, tujuan kedatangan Kafilah al Azhar ke Indonesia adalah untuk berkoordinasi, apa yang bisa dikontribusikan untuk pemikiran Islam yang moderat dan cinta damai dari Indonesia. Sebab, menurut al-Azhar, Indonesia adalah model realistis sebuah Islam yang mempunyai budaya damai dan menjunjung tinggi perdamaian.

"Senang sekali kami berkunjung ke negara ke-2 kami, untuk bersama-sama bekerja sama, mengekspor budaya damai dalam Islam," tambah Ahmed Shaykowy.

Shaykowy mengungkapkan, al-Azhar prihatin karena akhir-akhir ini dunia Islam kacau balau akibat kekerasan atas nama agama. Meski sebenarnya itu terjadi karena masalah politik, hal ini dinilai telah mencoreng Islam di dunia.
 
Sementara Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam pertemuan itu mengatakan, Universitas al-Azhar merupakan salah satu kekuatan Islam. "Atas nama pemerintah dan pribadi, kami mengucapkan terima kasih tak terhingga dan apresiasi atas upaya yang dilakukan Universitas al-Azhar, termasuk akan dibukanya Studi Islam Berbahasa Indonesia," ujar Lukman. (Sun/Mvi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini