Sukses

Ribuan Kilometer Tembok Cina Nyaris Hilang

2.000 kilometer atau sekitar 30 persen, tembok besar yang dibangun pada Dinasti Ming ini hilang karena alam dan ulah manusia,

Liputan6.com, Jakarta Di masa lalu tembok ini dibangun sebagai benteng untuk melindungi kerajaan. Namun, kini yang diperlukan The Great Wall adalah perlindungan untuk memperbaiki salah satu keajaiban dunia ini.

Hampir 2.000 kilometer dari benteng kuno yang dibangun pada Dinasti Ming ini hilang karena alam dan ulah manusia, seperti dilaporkan Beijing Times yang dikutip oleh CNN. Situasi bisa saja memburuk jika tidak ada tindakan sama sekali.

Panjang keseluruhan tembok yang dibangun pada abad ke-14 hingga ke-17 adalah 20.000 km. Namun, hanya sekitar 6.000 km yang sering dikunjungi turis karena paling dekat dengan Beijing.

"Ini adalah kesedihan terbesar yang dialami Tembok Besar melihat kondisinya yang rusak sedemikian rupa," kata Mei Jingtian, relawan yang telah bekerja selama tiga dekade untuk menjaga struktur Great Wall itu. Mei juga adalah pendiri Great Wall Protection Association.

Menurut survey pada 2014 oleh Great Wall of China Society, hanya 8,2 persen tembok tersebut dalam keadaan bagus, sisanya 74,1 persen rusak.  "Great Wall adalah warisan budaya yang luar biasa luas dan besar, lebih dari 20.000 kilometer, yang membuatnya sulit untuk proses preservasi dan restorasi," kata Dong Yaohui, Deputi Direktur Great Wall of China Society kepada CNN.

"Bantuan datang dari pemerintah lokal setempat tidak cukup untuk menjaga dan melindungi situs ini," lajut Dong Yaohui.

Terlebih dengan serbuan turis yang datang setiap tahunnya mempercepat kerusakan, tulis laporan survey tersebut. Selain karena alam, ulah manusia membuat bangunan lebih cepat rusak. Coret-coret di tembok dan pencurian batu adalah aksi kriminalitas yang sering ditemui. "Penduduk sekitar sering mencuri batu yang memuat ukiran sejarah untuk dijual," kata Dong.

Menurut Dong, hal yang paling efektif untuk melindungi situs ini dari tangan-tangan nakal adalah pemerintah harus memberikan subsidi dan edukasi kepada penduduk dan petani setempat untuk terlibat dalam perlindungan situs bersejarah ini. Selain itu, denda bila mereka merusak.

"Contohnya, beberapa waktu lalu, bagian dari Tembok Besar ini di daerah Ningxia dibuldoser oleh pemerintah setempat untuk pertanian. Konyol. Mereka hanya dimarahi, tidak ada hukuman yang berat.

Mei Jingtian juga menambahkan, selain diberi pengertian dan pendidikan untuk melindung tembok ini, warga setempat juga harus direkrut sebagai pemandu turis. "Aktivitas (pemandu turis) harus dipegang oleh masyarakat sekitar tembok dan diwariskan ke anak cucu mereka." (Rie/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.