Sukses

29-5-1914: 'Kutukan' Kapal Perenggut 1.012 Nyawa yang Terlupakan

Empress of Ireland, yang kerap dijuluki 'Titanic-nya Kanada' itu tenggelam pada 29 Mei 1914. Ia terlupakan oleh waktu.

Liputan6.com, Ontario - Malam penuh kabut. Lelaki itu berpegangan di sisi kapal yang oleng berat. Firasat buruk menghampirinya, ia cepat-cepat memasangkan jaket penyelamat ke tubuh sang ibu, mencium perempuan itu sepenuh kasih, dan akhirnya melompat ke Sungai St Lawrence yang gelap pekat dan sedingin es. Setelah itu, lenyap.

Ia tak pernah lagi terlihat. Beberapa hari kemudian, kisahnya ada di halaman depan Toronto World, yang memajang judul, 'Heroic Son Gave Life to Save His Mother'.

Leonard Delamont, nama anak berbakti itu, ada di antara 1.021 orang yang tewas saat Kapal Empress of Ireland bertabrakan dengan Storstad. Hanya dibutuhkan waktu 14 menit sampai ia karam ke dasar kali. Untungnya, sang ibu, Seraphine ada dalam 465 orang yang selamat.

Bahtera, yang kerap dijuluki 'Titanic-nya Kanada' itu tenggelam pada 29 Mei 1914. Namun, tak banyak orang yang mengingat momentum itu. Tragedi itu terlupakan seiring waktu, bahkan oleh mereka yang tinggal di tepian Kutub Utara itu.

 

Empress of Ireland tenggelam pada 29 Mei 1914 (Wikipedia)

Insiden tenggelamnya Empress of Ireland dibayangi 2 kejadian besar, 2 kecelakaan laut yang menimpa Titanic dan Lusitania.

Titanic menabrak gunung es pada 1912, menewaskan sekitar 1.500 orang. Sementara U-boat milik Jerman menembakkan torpedo ke arah Lusitania pada 1915, menyudahi hampir 1.200 nyawa.

Dan tak seperti Titanic yang mengangkut kaum darah biru, para jutawan, dan kaum tersohor, mayoritas penumpang Empress adalah kalangan kelas menengah. "Titanic mirip peristiwa jatuhnya bom di Academy Award," kata Chris Klausen, salah satu kolektor Empress.

Horor kecelakaan Empress of Ireland dan kisah mereka yang selamat sempat jadi berita utama di media internasional. Namun beberapa minggu kemudian terlupakan. Perang Dunia I terlanjur meletus. 

Empress of Ireland tenggelam pada 29 Mei 1914 (Wikipedia)

Keponakan Leonard Delamont, Ivany mengatakan, tenggelamnya Empress of Ireland adalah bagian dari sejarah keluarganya. Selain kisah heroik sang paman, ia juga mendengar tentang perjuangan bibinya, Elizabeth untuk selamat.

"Rambutnya dijambak sesama penumpang yang nyaris tenggelam," kata Ivany mengisahkan pengalaman yang menghantui Elizabeth sepanjang hidupnya, seperti Liputan6.com kutip dari situs Globe and Mail. "Ia tak pernah berendam di bathtub dan fobia terhadap air."

Sebaliknya, Donna Parker mungkin tak pernah hidup tanpa perantaraan tragedi itu.

Kakeknya, Will Clark kehilangan istri dan putrinya yang baru berusia 9 tahun. Ia yang menduda lantas menikah lagi. Perkawinan keduanya membuahkan 2 anak, 8 cucu, dan banyak cicit. Termasuk Donna.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kisah Kutukan

Kisah Kutukan

Bahkan setelah tenggelam, Empress of Ireland terus merenggut nyawa.

Sejumlah penyelam tewas di dekat lokasi kecelakaan, yang dalamnya hampir 50 meter di bawah permukaan. Area di mana puing-puing kapal berada dikenal memiliki visibilitas rendah, arus kuat, dan potensi belitan, misalnya kabel listrik.

"Itu bukan tempat untuk mereka yang berjiwa lemah," kata Derek Grout, penulis buku tentang kapal nahas itu.

Meski demikian Empress of Ireland menjadi destinasi penyelaman populer sekaligus bangkai kapal yang paling dijarah.

Selain 'harta karun', kapal itu juga diyakini membawa rahasianya hingga ke kedalaman sungai. Sejumlah orang yakin, ia dikutuk.

Ini salah satu petunjuknya: kucing yang tinggal di kapal, Emmy, melompat dari kapal sebelum ia angkat sauh dari Quebec City, sehari sebelum kecelakaan terjadi.

Seseorang memergokinya dan berusaha membawanya kembali ke kapal. Namun, Emmy berontak dan memilih pergi, meninggalkan anak-anaknya.

"Para pelaut menganggap hal seperti itu adalah pertanda buruk," kata Grout.

Pemberitaan koran kala itu juga memuat kisah tentang dugaan bahwa kapten kapal dikutuk oleh seorang buronan, saat ia membantu aparat menangkapnya di Father Point, dekat lokasi kecelakaan Empress.

Empress of Ireland tenggelam pada 29 Mei 1914 (Wikipedia)

Buronan itu, Dr. Hawley Harvey Crippen lantas dieksekusi mati karena dinyatakan bersalah membunuh istrinya sendiri. Sebelum nyawa diputus dari raga, ia melontarkan kutukan pada Kapten Henry George Kendall yang saat itu menakhodai Montrosse.

Tanggal 29 Mei juga menjadi momentum peristiwa bersejarah lain. Pada 1453 - Konstantinopel jatuh ke tangan pasukan Ottoman yang mengakhiri Kekaisaran Romawi Timur.

Sementara, pada 1953, Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay menjadi orang-orang pertama yang mencapai puncak Gunung Everest. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini