Sukses

Minuman Keras Oplosan 'Mengantar Nyawa' 3 Pemuda Cianjur

Anggota Tim Forensik RSUD Cianjur, mengatakan, para korban yang mengonsumsi miras oplosan mengalami keracunan alkohol.

Liputan6.com, Cianjur - Minuman keras atau miras oplosan menelan korban jiwa di Cianjur, Jawa Barat. Enam pemuda asal Kampung Cibodas, Desa Karangwangi, Kecamatan Ciranjang, menjadi korban miras oplosan, tiga orang di antaranya meregang nyawa.

"Tiga lainnya sempat menjalani perawatan di RSUD Cianjur, namun pada Minggu sore diperbolehkan pulang setelah kondisinya membaik," beber tim medis Rumah Sakit Umum Daerah Cianjur, Minggu (3/5/2015).

Tim medis menjelaskan, korban tewas bernama Doni Sunarya (31) sempat menjalani perawatan, namun nyawanya tidak tertolong. Korban meninggal lainnya bernama Dogol (22) dan Atep (24).

Berdasarkan keterangan dari seorang korban selamat, Ridwan Taufik (19), sebelum kejadian tersebut pada hari Jumat siang 1 Mei lalu, mereka mengonsumsi miras bersama dengan membeli empat botol miras yang dicampur dengan minuman penambah stamina dari salah satu warung jamu di Cipeuyeum.

Mereka kemudian membeli lagi empat botol miras oplosan dan minum dari siang hingga malam dengan jumlah minuman yang mencapai delapan botol.

Dia menuturkan, selama ini mereka kerap membeli miras di tempat tersebut karena harganya yang murah.

"Kami tidak curiga dengan harga miras yang murah tersebut. Kami sering membeli di situ, termasuk teman yang lainnya harganya sangat murah dibanding yang lain dan selama ini tidak ada kejadian seperti ini," tutur Ridwan.

Keracunan Alkohol

Namun kali ini, selang satu hari usai menenggak miras oplosan, Ridwan dan teman-temannya mulai merasakan dampak. Ridwan yang masih menjalani rawat jalan mengalami rabun serta mengaku masih merasa mual.

Sony Irawan, anggota Tim Forensik RSUD Cianjur, mengatakan, para korban mengalami keracunan akibat intoksikasi (keracunan) alkohol, sehingga daya tahan tubuh semakin melemah. "Dari diagnosa dokter korban mengalami intoksikasi alkohol."

Pihaknya tidak dapat melakukan penelitian lebih lanjut karena keluarga korban menolak pemeriksaan lebih lanjut, untuk memastikan kandungan dari miras oplosan tersebut.

"Saat kami akan lakukan visum luar, keluarga langsung menolak dengan alasan akan segera menguburkan korban. Kami tidak dapat berbuat banyak," pungkas Sony Irawan. (Ant/Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.