Sukses

Yaman Bergejolak, WNI Segera Dipulangkan ke Tanah Air

Kedutaan Besar Indonesia di Yaman masih menelusuri kebenaran kabat yang menyebut WNI ditangkap pemberontak Houthi.

Liputan6.com, Jakarta - Puluhan Warga Negara Indonesia (WNI) diduga telah ditangkap pasukan pemberontak Houthi yang menggeledah beberapa masjid di ibukota Yaman. Wilayah itu porak poranda setelah pasukan militer yang dipimpin Arab Saudi menginvasinya.

Kabar tertangkapnya WNI itu menjadi perhatian serius Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Tedjo Edhy Purdjiatno. Kedutaan Besar Indonesia di Yaman masih menelusuri kebenaran berita tersebut.

"Laporannya sudah masuk, masih diproses di KBRI Yaman, nanti dilakukan pendalaman oleh KBRI," kata Tedjo di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (29/3/2015).

Ia menjelaskan, 24 WNI yang dikabarkan ditangkap itu bukan merupakan anggota pemberontak ataupun ISIS. Sejumlah WNI itu adalah para pekerja dan pelajar yang menetap di Yaman.

"Nggak-nggak (pemberontak), mereka ada yang sekolah dan bekerja," ucap Tedjo.

Politisi Partai Nasdem itu menambahkan, saat ini pemerintah berupaya menemukan 24 WNI tersebut. Selain itu, WNI yang menetap di Yaman akan secepatnya dipulangkan ke Tanah Air menyusul kondisi di negara tersebut yang tengah memanas

"Kita akan memulangkan mereka (WNI) semua, sedang diproses oleh KBRI, semuanya akan dipulangkan, TNI sudah menyiapkan pesawat dan tergantung nanti permintaannya seperti apa," tutup Tedjo.

Perang saudara di Yaman semakin sengit. Pertempuran melawan milisi Syiah Houthi yang mengkudeta pemerintahan Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi di Yaman, semakin meluas dengan melibatkan koalisi Teluk yang dipimpin Arab Saudi.

Langkah itu diambil setelah presiden Yaman itu meminta bantuan kepada Arab Saudi. Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz menegaskan operasi militer akan terus dilakukan hingga tujuan utama tercapai, yakni  kondisi Yaman stabil dan bersih dari pemberontak Houthi.

Ada 8 negara Arab yang ikut dalam operasi ini. Militer Arab Saudi menggunakan sedikitnya 100 pesawat tempur yang juga disokong Uni Emirat Arab, Bahrain, Kuwait, Qatar, Yordania, Maroko, Sudan, dan Mesir. (Ali)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini