Sukses

Hebatnya Dokter Sumy Saat Identifikasi Jenazah

Hampir tak ada kasus besar yang luput dari tangan dingin wanita kelahiran 23 Agustus 1970 ini.

Liputan6.com, Jakarta - Proses identifikasi korban musibah jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 melibatkan banyak pihak, baik dari dalam dan luar negeri. Pengembalian jenazah korban kepada keluarga pun harus melalui bermacam tahapan.

Mulai dari tahap pencarian yang bisa memakan waktu hingga berminggu-minggu, evakuasi dengan kendala medan dan cuaca, hingga proses identifikasi yang dilakukan oleh para dokter forensik.

Jika semua berjalan lancar, jenazah korban bisa segera dikembalikan kepada keluarga untuk dikebumikan. Sebuah tugas berat dengan komitmen penuh yang harus dijalani oleh seluruh pihak yang terlibat.

Salah satu yang berperan penting dalam proses identifikasi adalah dokter forensik. Profesi yang lazim digeluti oleh para pria atau paling tidak wanita bergaya tomboy seperti Dokter Sumy Hastry.

Lulusan Kedokteran Umum Universitas Diponegoro Semarang ini telah malang melintang di dunia forensik Tanah Air maupun internasional selama 12 tahun.

Hampir tak ada kasus besar yang luput dari tangan dingin wanita kelahiran 23 Agustus 1970 ini. Mulai dari bom Bali 2002, kecelakaan-kecelakaan pesawat seperti Mandala, Lion Air, Sukhoi Superjet 100 di tahun 2012, hingga penembakan pesawat MH17 di Ukraina.

Berminggu-minggu di lapangan membuat ibu 2 anak ini sering jauh dari keluarga. Untungnya, keluarga bisa memahami kesibukan dokter forensik andalan Mabes Polri ini.

Dalam menjalankan tugas, Kepala Sub Bidang Kedokteran Kepolisian Polda Jawa Tengah ini jarang mengenakan pakaian dokter ataupun masker.

Doter Sumy merasa lebih leluasa dengan gaya santainya. Dalam 5 tahun terakhir, sedikitnya 10 jenazah ia otopsi tiap bulannya. Di mata rekan dan kolega, tangan dingin Dokter Hastry bertolak belakang dengan sikap hangatnya.

Kini, sambil melanjutkan tugas mengidentifikasi korban AirAsia QZ8501 di Polda Jawa Timur, Dokter Hastry sedang menyusun disertasi sebagai syarat kelulusan program Doktoral Ilmu Forensik di Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur.

Ingin lihat bagaimana Dokter Sumy menjalankan tugasnya menjadi dokter forensik saat ada kecelakaan? Saksikan Sosok Minggu Ini selengkapnya yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Minggu (8/2/2015), di bawah ini. (Vra/Ado)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini