Sukses

30-1-1948: Doa Terakhir Mahatma Gandhi Sebelum Ditembak

Dor... Mahatma Gandhi tewas ditembak oleh seorang pengikut nasionalis Hindu garis keras.

Liputan6.com, New Delhi - Mohandas Karamchand Gandhi, itulah nama lengkap dari pemimpin politik dan spiritual gerakan kemerdekaan India yang dikenal dengan Mahatma Gandhi. Namanya harum di dunia internasional, namun ia meninggal mengenaskan pada hari ini 67 tahun silam atau tepatnya 30 Januari 1948.

Tokoh yang memiliki ciri khas berkepala botak, bertongkat dan berkacamata ini tewas ditembak oleh seorang pengikut nasionalis Hindu garis keras.

Kala itu, sedang digelar acara doa bersama di New Delhi, India. Tiba-tiba saja seseorang mengacungkan pistol ke pria kelahiran 2 Oktober 1869 itu dari jarak dekat.

Saat itu ia tengah berjalan menuju panggung, di tengah-tengah keramaian warga India yang menantinya untuk memimpin doa. Tak disangka acara doa bersama itu adalah yang terakhir baginya.

Rakyat India merasa terpukul atas kematian Gandhi.

"Pemimpin kita yang tercinta, Bapu, demikian kita memanggilnya, bapak bangsa ini telah tiada," demikian pengumuman Jawaharlal Nehru, perdana menteri pertama India, seperti dikutip Jagdishchandra Jain dalam buku berjudul 'Gandhi, The Forgotten Mahatma'.

Massa di New Delhi pun menyemut untuk menyaksikan proses kremasi Gandhi pada 6 Februari 1948. Abunya lalu disimpan di sejumlah guci untuk disebar ke beberapa tempat khusus.

Abu jenazah Gandhi ini selama puluhan tahun disimpan oleh salah satu anggota keluarganya. Lalu sebagian dilarung di Laut Afrika Selatan Sabtu 30 Januari 2010. Abu sang pahlawan, serta taburan bunga dan lilin apung dibawa aliran air dan angin menuju Samudera Hindia.

Prosesi tersebut dilakukan dini hari dari sebuah pelabuhan di Durban, Afrika Selatan. Diselenggarakan tepat 62 tahun peringatan kematian Gandhi. 

Penembak putra pasangan Putlibai Gandhi dan Karamchand Gandhi itu diidentifikasi sebagai Nathuram Godse. Seorang simpatisan kelompok ekstrem Hindu Mahasabha.

Godse melancarkan pembunuhan tersebut karena tidak setuju dengan sikap moderat Gandhi, seperti memperjuangkan doktrin anti-kekerasan dan mendukung berpisahnya Pakistan dari India. Ia bersama rekan-rekan persengkokolannya kemudian diadili, hingga pada akhirnya dihukum mati pada 1949.

Sejak tahun 1934, ternyata telah ada lima upaya gagal untuk membunuh Gandhi di Rumah Birla (Gandhi Smriti).

Kisah pembunuhan Gandhi mulai dari rencana, kepentingan politik di sekitar dan pengadilan yang menjerat pembunuh Gandhi, yakni Nathuram Godse serta rekan-rekannya: Narayan Apte, Vishnu Karkare, Gopal Godse dan Madanlal Pahwa juga diabadikan di buku 'The Men Who Killed Gandhi'.

Buku tersebut menyoroti alasan mengapa Mahatma Gandhi dibunuh dan bagaimana 5 orang tersebut datang bersama-sama dan merencanakan pembunuhan itu. Penulisnya adalah Malgonkar yang tinggal di New Delhi, tak jauh dari Birla House, tempat Gandhi tewas.

Ketika peristiwa ini terjadi, Malgonkar memiliki akses ke beberapa anggota keluarga dari para konspirator. Alhasil, ia bisa menyaksikan foto-foto penting dan dokumen yang berkaitan dengan pembunuhan menggemparkan itu. Hingga tercipta masterpiece buku 'The Men Who Killed Gandhi'.

Mahatma Gandhi terkenal lewat 4 prinsip perdamaiannya. Yakni Bramkhacharya (mengendalikan hasrat seksual), Satyagraha (kekuatan kebenaran dan cinta), Swadeshi (memenuhi kebutuhan sendiri) dan Ahimsa (tanpa kekerasan terhadap semua makhluk).

Lewat 4 prinsip perdamaiannya, Gandhi berhasil menjadi inspirasi dunia. Metode persuasif Gandhi bahkan mengilhami para pemimpin pergerakan hak-hak sipil di seluruh dunia, termasuk mendiang Martin Luther King Jr di Amerika Serikat.

Peristiwa lain yang juga disorot dunia pada tanggal saat Mahatma Gandhi wafat adalah terpilihnya Adolf Hitler manjadi Kanselir Jerman. Prosesi itu terjadi pada tahun 1933.

Sementara pada 30 Januari 2000, sebuah kecelakaan udara menimpa Penerbangan Kenya Airways 431 yang jatuh di Samudera Atlantik. 169 Orang dilaporkan tewas dalam musibah tersebut, sementara 10 orang selamat. (Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.