Sukses

Misteri Angka 3 di Balik Pencarian AirAsia QZ8501

3 Hari kemudian, yakni Selasa 13 Januari 2015, pada pukul 05.33 WIB, 3 penyelam terjun ke laut dan menemukan CVR AirAsia tepat pukul 07.13.

Liputan6.com, Laut Jawa - Penemuan black box atau kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501 yang terdiri dari rekaman data penerbangan (flight data recorder/FDR) dan rekaman percakapan kokpit (cockpit voice recorder/CVR) dinilai sangat cepat.

Saat penemuan sinyal emergency locater transmitter (ELT) black box AirAsia pada Minggu 11 Januari 2015, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengatakan, penemuan ini lebih cepat 3 hari dari target yang ditentukan, yakni 17 hari. Pada hari penemuan sinyal black box, 3 jenazah korban AirAsia juga berhasil diidentifikasi.
 
3 Hari kemudian, yakni Selasa 13 Januari 2015, tim pencari berhasil menemukan rekaman kokpit yang merupakan bagian penting untuk mengungkap penyebab hilang dan jatuhnya AirAsia QZ8501.  

Sebelumnya, ekor pesawat yang ditemukan pada Sabtu 10 Januari 2015 pukul 06.02 WIB, diangkat dari kedalaman 34,6 meter.

Jika diperhatikan, banyak angka 3 yang muncul dalam setiap peristiwa penting penemuan AirAsia QZ8501. Ada apa dengan angka 3 dan AirAsia?

"Pas nemu ekor saya rekam di jam tangan saya di kedalaman 34,6 meter, pukul 06.02 dan kadar oksigen 21%," ujar salah satu penyelam TNI AL Kapten Laut (P) Syaiful saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu (14/1/2015).

Saat itu, kata Syaiful, dia bersama timnya berangkat menyelam dari KRI Banda Aceh ke lokasi penemuan ekor AirAsia tepat pukul 05.33 WIB.

Angka 3 juga muncul, saat penemuan kedua bagian black box. Para penyelam berangkat dari KRI Banda Aceh ke lokasi pencarian tepat pukul 05.33 WIB, dan menemukan rekaman data penerbangan tepat pukul 07.12 WIB.

Hampir sama dengan penemuan rekaman data penerbangan, pencarian rekaman percakapan kokpit juga dimulai pukul 05.33 WIB, dan dan ditemukan tepat pukul 07.13 atau beda 1 menit dari penemuan rekaman data penerbangan.

"Waktu penemuan flight data recorder pukul 07.12 dan cockpit voice recorder pukul 07.13. Nggak tahu kenapa bisa hampir sama. Itu saya kaget juga, jam sama, menitnya beda cuma 1 menit. Arusnya 0,3 knot," ujar Komandan Penyelam TNI AL gabungan Mayor Profs di KRI Banda Aceh.

Rekaman percakapan kokpit pun ditemukan 3 penyelam. Panglima Koarmabar Laksaman Muda TNI Widodo mengatakan, bagian black box AirAsia itu ditemukan Lettu Aang DZ, Serda Rajab Suwarno, dan Sertu Widodo AS.

"Tepat pukul 07.13 kokpit ditemukan oleh prjaurit TNI AL Lettu Laut Aang, Serda Rajab, Sertu Widodo AS," ujar Widodo dalam serah terima rekaman kokpit antara TNI AL dan KNKT di KRI Banda Aceh, perairan Laut Jawa, Selasa 13 Januari 2015.

Uniknya, Serda Rajab Suwarno yang 2 kali menemukan bagian kotak hitam itu, merupakan bapak 2 anak kelahiran Kebumen 13 Agustus 1973. "Tapi saya nggak tahu itu, kenapa bisa kebetulan gitu," ujar Rajab.

Angka 3 masih muncul dalam proses pencarian AirAsia QZ8501, yakni Komandan SAR Laut untuk misi pencarian AirAsia Laksamana Pertama TNI Abdul Rasyid Kacong, mengaku angkatan 33 di Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri).

"Saya di angkatan 33, dan ini KRI Banda Aceh nomar lambung 593. Tapi saya nggak tahu arti gitu-gituan," ujar Rasyid saat berbincang dengan awak media.

Begitu juga jumlah awak media yang ikut meliput pencarian AirAsia di KRI Banda Aceh, semula berjumlah 13 orang. Namun saat tiba di lokasi jatuhnya AirAsia di Laut Jawa, jumlahnya bertambah menjadi 33 pewarta.

Angka 3 ternyata belum berakhir dalam misi pencarian Pesawat AirAsia QZ8501. Ketua Tim Investigasi AirAsia Mardjono Siswosuwarno, Selasa 13 Januari 2015 kemarin menjelaskan, setiap bagian black box terdiri dari 3 bagian. Ada tabung silver bernama underwater locator demand (ULT). Benda ini yang memancarkan sinyal 'ping' yang bisa ditangkap oleh pinger locator yang berada di beberapa kapal pencari.

Bagian terpenting ada pada besi berbentuk tabung yang cukup besar pasa bagian tengah black box. Tabung ini terbuat dari besi baja dan dilapisi keramik. Sehingga tahan panas hingga 1.200 derajat celcius. Bagian ini menjadi penting karena menyimpan memory modul di dalamnya. Memory modul inilah yang merekam seluruh data penerbangan dan suara pilot selama menerbangkan pesawat.

Memory modul ini dapat menyimpan seluruh data yang diperlukan. Meski demikian, memory modul sesungguhnya berukuran kecil. Hanya berdiameter 3 cm. "Ini memory modul. Ukurannya kecil hanya 3 cm," jelas Mardjono. (Sun/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini