Sukses

Buruh Serbu Kantor Ahok, Jalan Medan Merdeka Selatan Ditutup

Mengenakan seragam lengkap bernuansa hitam, merah, dan hijau, para buruh memenuhi sekitar kantor Ahok di Jalan Medan Merdeka Selatan.

Liputan6.com, Jakarta - Kantor Ahok di Balaikota Jakarta kembali diserbu para buruh. Belasan elemen buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) ini menuntut kenaikan upah minimum provinsi (UMP) 2015 menjadi Rp 3 juta.

Mengenakan seragam lengkap bernuansa hitam, merah, dan hijau, para buruh memenuhi Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta. Mereka langsung membentangkan spanduk dan poster serta mengibarkan bendera berisi tuntutan kenaikan upah 2015.

Pantauan Liputan6.com, di lokasi, salah satu spanduk besar yang dibentangkan di pagar Balaikota bertuliskan, 'Hitung Ulang Kebutuhan Hidup Layak Sesuai dengan Kebutuhan Riil'.

Dalam orasinya, mereka menuntut UMP pada 2015 naik sebesar 30% menjadi Rp 3,05 juta. Alasannya, berbagai kebutuhan hidup seperti tarif dasar listrik sudah mengalami kenaikan.

"Kami menuntut pemerintah DKI Jakarta menaikkan upah buruh. Kami minta kenaikan sampai 30% menjadi Rp 3 juta," kata orator di atas mobil komando, Balaikota Jakarta, Kamis (23/10/2014).

Buruh yang jumlahnya mencapai ratusan itu memenuhi Jalan Medan Merdeka Selatan. Mereka kebanyakan berada di tengah jalan. Akibatnya, jalan itu ditutup sementara.

Sementara itu, petugas kepolisian juga sudah bersiaga di sekitar lokasi. Satu unit water cannon, dan 1 unit Barracuda sudah disiagakan di depan Balaikota. Sedangkan, ratusan petugas berjaga di area halaman kantor Ahok tersebut.

Sebelumnya, Ahok telah menyatakan menolak permintaan kenaikan UMP 2015 sebesar 30 persen yang diajukan para buruh. Sebab jika ia memenuhi permintaan buruh tersebut, hal itu berarti akan terjadi ketidakadilan.

Para pengusaha yang memberi upah kepada buruh nantinya bisa dirugikan. Bila perusahaan rugi, sama saja perusahaan tak dapat memberi gaji kepada karyawannya.

"Ya, kita diskusi saja, dia (buruh) langsung minta naik 30%. Saya bilang nggak bisa," ucap Ahok 21 Oktober 2014 lalu. (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.