Sukses

Misteri Menteri Jokowi

Penghuni baru Istana tidur larut hari itu. Entah jam berapa dia baru terlelap. Yang jelas, gerbang Istana terus terbuka hingga dini hari.

Liputan6.com, Jakarta - Penghuni baru Istana tidur larut hari itu. Entah jam berapa dia baru terlelap. Yang jelas, gerbang Istana terus terbuka hingga dini hari.

Pagi buta, Selasa 21 Oktober 2014, mobil-mobil yang membawa tamu sang tuan rumah tak henti hilir mudik. Hingga pukul 03.00 WIB. Tak ada yang menyadari, kecuali Istana dan pihak yang diundang. Hingga akhirnya si tuan rumah sendiri yang menuturkannya.

Padahal itu adalah hari pertama pria kurus dengan logat Jawa yang kental dan bernama Jokowi tersebut merasakan hidup di Istana, tempat para orang nomor 1 di republik ini pernah tinggal dan berkantor.

Jokowi memang tengah diburu waktu untuk menyusun jajaran menteri di kabinetnya. Karena itulah dia memanggil para calon menterinya hingga pukul 03.00 WIB.

"Tadi malam kita panggilin semua sampai jam 3 malam. Kamu pada nggak di sini sih," ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta.

Pagi menjelang, namun tak ada satu pun dari tamu-tamunya itu yang disebut namanya oleh Jokowi.

Misteri

Hari berganti siang, misteri pun berlanjut. Mobil operasional Istana kembali hilir mudik menjemput para tamu. Mereka adalah tokoh-tokoh yang diundang Jokowi ke kantornya di tengah grasak-grusuk soal kabinet yang bakal dibentuknya.

Namun tak ada satu pun dari mereka yang mau buka suara, apa di balik panggilan mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono salah satunya.

"Menghadap presiden," katanya singkat di Istana Merdeka, Jakarta.

Hendropriyono membantah, pertemuannya dengan Jokowi membahas soal kabinet. Dalam pertemuan tadi, kata Hendro, Jokowi hanya menanyakan kondisi kesehatan pria kelahiran Yogyakarta 7 Mei 1945 itu.

"Saya nggak diajak ngomong soal kabinet. Hanya soal kesehatan saya saja. Saya sudah tua. Kalau saya sampai masih menjadi menteri, apakah tidak malu?" ujar Hendropriyono.

Sementara yang lain bungkam. Seperti mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Komaruddin Hidayat.

Selain Komaruddin dan Hendropriyono, Jokowi juga memanggil Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Politikus PDIP Aria Bima, dan Ketua Tim Transisi Jokowi-JK, Rini Soemarno.

Tak ketinggalan wajah mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Ryamizard Ryacudu juga terlihat di Istana. Sama seperti Hendropriyono, lulusan Akadami Militer 1974 itu, membantah ada pembahasan mengenai penunjukan dirinya sebagai calon menteri dalam pertemuannya dengan Jokowi.

Selain nama-nama itu, adapula mantan Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Chairul Tanjung. Seperti tamu lain yang diundang sang presiden, Chairul juga datang dengan menumpang mobil operasional VW Caravelle.

Namun, pengusaha yang lahir di Jakarta 52 tahun lalu itu membantah kedatangannya ini untuk melakukan 'wawancara' calon menteri kabinet Jokowi-JK. Dia menuturkan, dalam pertemuan tadi, dia hanya dimintai masukan mengenai perkembangan ekonomi tanah air.

"Nggak ada kaitan sama soal menteri. Cuma konsultasi," tutur pria yang akrab disapa CT.

Sementara di tempat lain, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga kedatangan tamu di Istananya. Tamunya datang dengan tiba-tiba. Bahkan tak tercantum di jadwal Wapres.

Adalah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang tiba-tiba mendatangi Istana Wapres. Prabowo hadir pukul 16.10 WIB. Begitu sampai, capres usungan Koalisi Merah Putih itu langsung memberikan salam kepada JK.

Keduanya pun terlibat dalam pertemuan tertutup selama 30 menit. Namun Prabowo membantah, kunjungannya itu ada hubungannya dengan kabinet Jokowi-JK.

"Kita tidak bicarakan kabinet, " ucap Prabowo.

Sementara itu, Ketua DPP Hanura Yuddy Chrisnandi mengaku diusulkan menjadi salah satu calon menteri Jokowi-JK. Ia mengaku tidak menjalani proses uji kelayakan dan kepatutan. Dia hanya diperiksa riwayat hidupnya.

Ada pula kabar mengejutkan yang datang dari petinggi parpol di Koalisi Indonesia Hebat. Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyatakan tak ingin menduakan jabatannya di partai dengan status menteri. Apalagi Jokowi telah jauh-jauh hari menyatakan tak ingin menterinya menyandang jabatan di partai.

Melalui akun Twitter-nya @cakiminpkb, dia mengaku ingin berkonsentrasi di partai ketimbang rangkap jabatan sebagai menteri. "Kayaknya aku lebih memilih konsentrasi jadi Ketua Umum PKB, karena memang lebih baik tidak merangkap dengan jabatan menteri. Mohon dukungan," tulis Cak Imin.

Dan hingga detik ini, kapan kabinet Jokowi-JK bakal diumumkan masih menjadi misteri. Namun Rabu dinilai sebagai hari yang baik oleh Wasekjen PDIP Ahmad Basarah.

"Yang saya tahu rencananya besok, hari Rabu. Hari itu dipandang hari baik. Itu yang saya tahu," ujar Basarah.

Sementara Jokowi masih ingin merahasiakan kapan menteri-menterinya diumumkan. "Secepatnya," ucap mantan Walikota Solo itu.

Selanjutnya: Tanda Merah...

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tanda Merah

Tanda Merah

1 Hari sebelum Jokowi menerima tamu-tamunya di Istana, Komisi Pemberantasan Korupsi menyerahkan laporan ‘catatan dosa’ dari 43 daftar calon menterinya. Ayah 3 anak itu memang sengaja meminta bantuan KPK untuk mengetahui rekam jejak nama-nama tokoh incarannya.

Dari keempat puluh tiga nama itu, ada beberapa yang diberi tanda merah. Seperti yang diungkapkan Wakil Ketua KPK Zulkarnaen.

"Kita tidak pakai istilah lolos tidak lolos, tapi memberikan masukan sesuai yang diminta. Yang berisiko tinggi kami anggap merah, yang kami anggap kurang kami beri warna kuning," ujar Zulkarnaen.

"Dari laporan masyarakat juga, perkara yang ditangani selama ini dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), dan gratifikasi," ujar Zul.

Laporan itu disampaikan kepada Jokowi sehari sebelum hari pelantikannya, yakni Minggu malam 19 Oktober 2014 sekitar pukul 20.30-21.15 WIB. Juru bicara KPK Johan Budi mengatakan, Jokowi datang sendiri ke gedung KPK, Jakarta.

"Memang hanya Jokowi sendiri, karena nama-nama itu langsung diserahkan ke Jokowi," tutur Johan.

Selain itu, Johan juga menyempatkan untuk mengklarifikasi kabar yang menyebutkan jika Ketua KPK Abraham Samad masuk dalam daftar calon menteri Jokowi.

"Kemarin pimpinan sebut, alhamdulilah tidak ada nama pimpinan (di daftar kabinet Jokowi-JK), " ucap Johan.

Sementara itu, Wapres JK menegaskan, dirinya akan langsung menolak nama calon menteri yang diberi tanda merah oleh KPK. Namun pria berumur 72 tahun itu mengaku tak mempersoalkan nama calon menteri yang diberi warna kuning.

"Kalau merah baru itu (ditolak). Tapi, saya tidak tahu (yang merah siapa saja)," tegas JK.

Postur kabinet Jokowi-JK diperkirakan tetap 33 kementerian dengan 4 menteri koordinator. Komposisi menterinya diperkirakan terdiri 18 nama berlatar belakang profesional dan 15 nama dari partai politik.

Sebersih dan sehebat apa kinerja menteri Jokowi-JK nanti? Kita tunggu saja. (Ali)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini