Sukses

Khawatir Monyet Mati Bawa Sial, Para Pria India Gunduli Kepala

Warga takut kematian monyet tersebut membawa sial. Bahkan ada prosesi pemakaman dan kremasi sesuai dengan ritual Hindu.

Liputan6.com, New Delhi - Hampir 200 warga India menggunduli kepala mereka sebagai bentuk perkabungan atas kematian seekor monyet di desa mereka di Dakachya, wilayah Madhya Pradesh, India. Sementara 700 warga lainnya mencukur jenggot.

Upaya itu dilakukan para warga, karena mereka takut kematian monyet tersebut membawa sial. Bahkan prosesi pemakaman dan kremasi sesuai dengan ritual Hindu juga digelar.

"Para tetua desa mengatakan monyet yang mati di desa adalah petanda buruk. Kami takut akan terjadi hal buruk, seperti bencana alam," kata seorang warga desa, Mithun Patel, seperti dikutip dari BBC, Kamis (18/9/2014).

"Jadi kami memutuskan untuk mendamaikan jiwa monyet, dan memastikan tidak terjadi sesuatu hal yang diinginkan di desa kami," tambah Patel.

Monyet yang mati itu merupakan salah satu dari monyet yang tinggal dekat sebuah kuil di Desa Dakachya. Hewan berekor itu diketahui mati karena tenggelam pada 2 September 2014.

"Sepasang monyet ini dikejar oleh anjing, namun nahas, salah satu dari mereka jatuh ke parit dan tenggelam. Kami menemukan tubuhnya keesokan harinya," kata warga lainnya, Rameshji, seperti dikutip dari Hindustan Times.

Setelah monyet itu dikremasi, penduduk desa mulai mencukur kepala dan jenggot mereka sebagai tanda berkabung. Sejumlah penduduk kemudian melakukan perjalanan ke Kota Suci Hindu, Haridwar untuk membenamkan abu monyet itu di Sungai Gangga.

Ribuan warga dari empat desa lain juga turut menghadiri proses kremasi tersebut. Biaya yang dikeluarkan untuk upacara ini mencapai 150 ribu rupee atau sekitar Rp 29,5 juta.

Monyet memang merupakan hewan yang dianggap suci oleh umat Hindu, oleh karena itu terdapat kuil yang didedikasikan kepada Dewa Hanoman. Mayoritas warga India menganut kepercayaan tersebut.

Hanoman digambarkan sebagai sosok manusia berwajah monyet dan berekor. Para pengikutnya percaya bahwa dengan menyembah dewa itu, akan hidup bebas dari rasa takut dan bahaya. (Imelia Pebreyanti/Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini