Sukses

Ilustrasi Wajah Anggota ISIS Pemenggal Wartawan AS

Selain menelusuri wajah pelaku, Amerika Serikat saat ini dilaporkan telah mengirim tim intelijen ke Suriah untuk melacak markas ISIS.

Liputan6.com, Washington DC - Tim forensik Amerika Serikat (AS) merampungkan ilustrasi wajah anggota kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang diduga sebagai pelaku pemenggalan terhadap wartawan Negeri Paman Sam, James Foley.

Dengan menggunakan software atau aplikasi khusus untuk mendeteksi wajah, tim forensik AS mendapatkan tekstur wajah pelaku dengan melacak secara mendalam wajah si algojo bertopeng yang terlihat saat membunuh Foley.

Seperti dimuat Al-Arabiya, Rabu (28/8/2014), dari gambar ilustrasi yang dipublikasi ABC tersebut terlihat wajah tersangka dengan mata yang sayu, berkumis dan bibir yang miring sebelah ke bawah.

Gambar ilustrasi tersebut akan dikonsultasikan tim forensik dengan pemerintahan Presiden Barack Obama untuk diselidiki lebih lanjut.

Sebelumnya surat kabar Inggris melaporkan ada tiga orang yang diduga menjadi tersangka, termasuk salah satu rapper Inggris bernama Abdel Bary (24) alias "L Jinny".

Sangkaan tersebut berdasarkan hasil analisa suara yang terdengar dari suara algojo yang mengeksekusi Foley dengan suara si penyanyi hip-hop.



Presiden Barack Obama menegaskan bahwa nyawa Foley "harus dibayar" si pembunuh. Sebab eksekusi terhadap warga negaranya jelas tidak dapat dibenarkan.

"Amerika tidak akan melupakan. Jaringan kami luas. Keadilah harus ditegakkan," tegas Obama. Namun, "Menumpas sendi pertahanan ISIS memang tidak mudah dan butuh waktu."

Selain menelusuri wajah pelaku, Amerika Serikat saat ini dilaporkan telah mengirim tim intelijen ke Suriah untuk melacak markas ISIS setelah mendapat restu dari Obama.

Militer Negeri Paman Sam kemungkinan bakal melancarkan serangan udara ke Negeri Syam, seperti yang dilakukan di Irak. Menteri Pertahanan Chuck Hagel menegaskan keberadaan ISIS merupakan ancaman bagi dunia internasional, tak hanya bagi Amerika Serikat. Karenanya, kelompok tersebut harus diperangi bersama warga dunia. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini