Sukses

Kapten Pilot Jadikan MH370 "Pesawat Hantu"?

Kapten pilot Zaharie Ahmad Shah diyakini mengalami gangguan mental.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - 8 Maret 2014, pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 hilang kontak setelah sekitar 1,5 jam lepas landas dari Kuala Lumpur, Malaysia menuju Beijing, China. Hingga kini, atau sudah lebih dari lima bulan, pesawat dan 239 penumpang yang di dalamnya menghilang entah ke mana.

Ewan Wilson selaku pendiri dari Kiwi Airlines (maskapai yang biasa mengudara di Selandia Baru dan Australia atau kawasan Samudera Hindia) itu mengeluarkan "teori baru" lewat buku yang ia tulis bersama jurnalis Selandia Baru Geoff Taylor, berjudul "Goodnight Malaysian 370".

"Goodnight Malaysian 370" merupakan pesan yang diucapkan dari kokpit Boeing 777-200ER tersebut sebelum hilang kontak.

Dari hasil analisa dan investigasi selama empat bulan, Wilson dan Taylor menyimpulkan bahwa kapten pilot Zaharie Ahmad Shah "sengaja" menghilangkan tekanan udara hingga membuat seluruh penumpang kehabisan oksigen dan tewas di pesawat, sementara pesawat masih terbang. Keadaan ini biasa disebut oleh pakar penerbangan sebagai "pesawat hantu". Yang lain menyebut "pesawat zombie".

"Masker penyokong oksigen secara otomatis memang turun ke penumpang di kursi, tapi hanya terbatas selama 20 menit," tulis Wilson dan Taylor, seperti dimuat Dailymail, dan juga dilansir Asia One, Sabtu (23/8/2014).

"Sementara mereka (penumpang) yang gagal meraih masker di atasnya, bakal otomatis langsung pingsan dalam waktu beberapa menit," imbuh mereka.

Pengusaha penerbangan dan jurnalis itu meyakini bahwa pilot Zaharie Ahmad Shah mengalami gangguan mental. Sebelumnya pengendali pesawat itu dikabarkan baru bercerai dengan istri lalu depresi. Polisi sebelumnya juga menemukan simulator pesawat mencurigakan di rumahnya.

Namun demikian, beberapa kerabat, termasuk anak Zaharie membantah keras bahwa sang ayah yang menjadi dalangnya. Mereka juga tak yakin bahwa ayahnya menderita penyakit kejiwaan.

Selain itu, Zaharie juga disebut kedua penulis itu sengaja meminta kopilot Fariq Hamid ke luar kokpit dan mengunci pintu ruang khusus pilot itu dari dalam. Setelah berhasil menjadikan MH370 pesawat zombie, si pilot memutarbalikkan arah pesawat ke Samudera Hindia hingga bahan bakar pesawat habis dan jatuh di laut.

"Ahmad Shah punya cadangan oksigen untuk tiga jam, waktu yang cukup untuk membawa pesawat ke Samudera Hindia hingga jatuh ke permukaan laut," tulis Wilson dan Taylor.

Sementara, analisis data dari firma satelit Inggris, Inmarsat menyimpulkan, MH370 berakhir di selatan Samudera Hindia -- lokasi yang jauh melenceng dari rute yang ditempuh saat itu, Kuala Lumpur-Beijing.

Bersambung ke>>> Insiden "Pesawat Hantu" Sebelumnya

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Insiden "Pesawat Hantu" Sebelumnya


Dugaan bahwa MH370 menjadi pesawat hantu juga didedungkan oleh jurnalis investigasi Clive Irving. Dalam artikelnya di situs The Daily Beast, 22 Maret 2014, ia menyebut, pada pusat elektronik MH370 mungkin mengakibatkan 'otak' pesawat mati.

"Namun, secara fisik ia mampu terbang selama berjam-jam dengan autopilot sampai kehabisan bahan bakar," tulis Irving.

Dia menjelaskan, insiden pesawat hantu pernah terjadi sebelumnya, meski jarang. Misalnya pada 1999 lalu, sebuah jet Lear carteran yang membawa pegolf profesional Payne Stewart dan empat orang lainnya jatuh di sebuah lapangan South Dakota -- setelah terbang sendiri selama empat jam.

Sementara semua manusia yang ada di dalam kapal terbang tersebut telah kehilangan nyawa, akibat tekanan kabin hilang. Jendela burung besi itu kabur tertutup uap. Bahkan jet tempur yang membayangi pesawat hantu itu tak kuasa menghentikannya. Setelah kehabisan bahan bakar ia lalu jatuh

"Bisa jadi pada beberapa menit pertama dalam kondisi darurat, pilot mengubah arah untuk mencari bandara darurat," demikian analisa Clive Irving terkait penerbangan MH370.

Terkait pencarian terbaru MH370 saat ini, Australia memberikan wewenang kepada perusahaan teknik Belanda, Fugro untuk melakukan pencarian di dasar laut, lokasi yang diyakini menjadi peristirahatan terakhir MH370.

Eksplorasi akan difokuskan di 60.000 km persegi (23.000 mil persegi) di dasar laut, sekitar 1.600 km (1.000 mil) arah barat dari Perth pada September 2014.

Selain MH370, Malaysia Airlines baru-baru ini juga dirundung duka lantaran pesawat Penerbangan MH17 ditembak jatuh saat melintasi wilayah timur Ukraina pada 17 Juni 2014. Sebanyak 298 orang di dalamnya dipastikan tewas.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.