Sukses

AS `Usir` Rusia dari G8

Tak hanya mengeluarkan sanksi ekonomi, Amerika Serikat dan negara besar Eropa juga mengeluarkan Rusia dari keanggotaan G8.

Liputan6.com, Washington DC- Lepasnya Crimea dari Ukraina dan bergabung ke Rusia menuai kecaman dari pihak Barat. Tak hanya mengeluarkan sanksi ekonomi, Amerika Serikat dan negara besar Eropa juga mengeluarkan Rusia dari keanggotaan G8, perkumpulan negara-negara maju sedunia.

Presiden AS Barack Obama dan pemimpin negara anggota G8 lainnya memutuskan untuk 'mengusir' Rusia dari G8 karena dinilai melanggar hukum internasional dengan mencaplok Crimea dari Ukraina.

"Hukum internasional melarang akuisisi sebagian atau seluruh wilayah negara lain dengan cara paksaan atau kekerasan. Atas pelanggaran internasional itu, kami mengutuk referendum ilegal yang diadakan di Crimea dan melanggar konstitusi Ukraina, demikian pernyataan Gedung Putih, seperti dimuat CNN, Selasa (25/3/2014).

"Kami juga mengecam keras upaya ilegal Rusia yang mencaplok Crimea yang melawan hukum internasional," tambah pernyataan kantor pemerintah AS tersebut.

Dari hasil pertemuan di Den Haag, Belanda, para pemimpin dunia itu juga memutuskan untuk membatalkan konferensi tingkat tinggi (KTT) G8 di Sochi, Rusia. KTT itu akan diganti dengan pertemuan G7 di Brussels, Belgia, tanpa kehadiran Rusia.

Selain itu, negara-negara G7 juga mengancam akan mengeluarkan sanksi-sanksi yang lebih keras terhadap Rusia atas tindakannya mencaplok Crimea.

Menanggapi keputusan tersebut, Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov mengatakan pihaknya tidak mempermasalahkan hal itu.

"Jika mitra-mitra Barat kami menganggap bahwa format ini (G8) sudah lama ada, ya biarkan seperti itu," kata Lavrov. "Kami tidak berniat berpegang pada format ini, dan kami tidak melihat ada masalah besar jika ternyata tidak sesuai."

Lavrov menegaskan, Crimea punya hak untuk menentukan nasib sendiri. Jadi, kata dia, referendum yang menghasilkan keputusan lepas Ukraina dan bergabung ke Rusia itu sah karena dilakukan secara demokratis.

"Pengambilalihan wilayah itu oleh Rusia bukan merupakan niat jahat, melainkan untuk melindungi orang-orang Rusia yang selama ratusan tahun sudah tinggal di sana," ujar Lavrov.

Rusia masuk ke kelompok G7 --yang beranggotakan Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Italia, Prancis, Kanada dan Inggris-- pada tahun 1999 sebagai imbalan karena telah memilih jalan demokrasi setelah jatuhnya komunisme. (Elin Yunita Kristanti)

Baca juga:

Ribuan Tentara Rusia Duduki Markas AL Ukraina

Crimea Resmi Bergabung ke Rusia, AS Siapkan Sanksi

Lepas dari Ukraina, Crimea Jadikan Rubel Rusia Sebagai Mata Uang

PM Ukraina: Kemungkinan Perang dengan Rusia Semakin Besar - See more at: http://www.liputan6.com/search?q=crimea#sthash.jJ4xMQYi.dpuf
Ribuan Tentara Rusia Duduki Markas AL Ukraina
PM Ukraina: Kemungkinan Perang dengan Rusia Semakin Besar - See more at: http://www.liputan6.com/search?q=crimea#sthash.Klb8GkJC.dpuf

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.