Sukses

Oplosan Maut Jamu Kimia

Badan POM kembali membongkar produk jamu oplosan beromset Rp 20 miliar setiap tahunnya. Pangsa pasar yang luas dan belum maksimalnya upaya pemberantasan membuat praktik ini tetap subur.

Liputan6.com, Jakarta: Anda penggemar jamu sebaiknya waspada. Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Jawa Tengah kembali membongkar praktik ilegal pabrikan jamu yang mencampur jamu-jamu dengan bahan kimia obat berbahaya. Di sebuah gudang di Desa Karangjati, Cilacap, Jawa Tengah, akhir pekan lalu, petugas menemukan puluhan ton jamu oplosan. Di gudang itu pula, sebanyak empat ton atau lebih dari 600 ribu bungkus jamu maut diproduksi setiap harinya.

Modusnya, pabrik jamu ini mencampurkan bahan-bahan kimia obat berbahaya, seperti paracetamol, fenilbutazon, dan piroxicam. Jamu-jamu ini beredar luas di kota-kota besar di Jawa seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, bahkan sampai di luar Pulau Jawa. Omset pabrik ini ditaksir lebih dari Rp 20 miliar setiap bulannya [baca: Digagalkan, Distribusi Puluhan Ton Jamu Berbahaya].

Sebagai obat tradisional, jamu semestinya hanya diracik dari bahan alami, seperti tumbuhan dan akar-akaran. Khasiatnya baru dirasakan setelah mengonsumsi dalam waktu lama. Karena dianggap kurang tokcer, banyak pabrikan jamu berlaku culas dengan membubuhi jamu-jamu itu dengan bahan kimia obat seperti dexametason, sildenafil sitrat, CTM, dan paracetamol, agar khasiatnya langsung terasa. Celakanya lagi, pencampuran obat kimia itu dilakukan tanpa mengukur dosis dan efek samping pemakainya.

Jamu yang dioplos dengan bahan kimia obat bisa memicu sejumlah penyakit. Mulai dari alergi, muka bengkak-bengkak, kanker hingga efek paling menakutkan, yakni kematian. Ironisnya, jamu-jamu bermasalah ini mampu menguasai separuh pangsa pasar jamu nasional yang mencapai Rp 3 triliun. Suatu jumlah yang terbilang besar tentunya.

Sepertinya merazia toko-toko dan gudang jamu berbahan kimia obat saja belum cukup. Petugas BPOM dan aparat hukum harus mencari cara lebih jitu untuk memutus mata rantai bisnis gelap jamu kimia itu. Terutama, agar tidak kian banyak warga menjadi korban. Tentu, banyak kalangan tidak menginginkan jamu khas negeri ini dirusak citranya. Atau, kian tidak dipercaya lagi oleh pasar dunia akibat kecurangan para pembuat jamu pengundang maut tersebut.

Lantas, bagaimana cara produsen jamu ilegal meracik dagangan mereka? Kenapa pula upaya yang dilakukan untuk memberantas produksi dan distribusi jamu ilegal seolah selalu membentur tembok? Dan, hal apa saja yang harus Anda perhatikan sebelum mengonsumsi jamu? Simak selengkapnya dalam tayangan video Sigi 30 Menit edisi 25 Maret 2009. Selamat menyaksikan.(ADO/Tim Sigi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini