Sukses

Pulau Jawa Masih Dilanda Banjir

Hujan lebat memicu banjir dan longsor di Temanggung, Jateng. Nyaris seluruh jalan raya tergenang. Ketinggian air mencapai sekitar 40 sentimeter.

Liputan6.com, Temanggung: Hujan lebat selama dua jam memicu banjir dan longsor di Temanggung, Jawa Tengah, Rabu (25/2) petang. Nyaris seluruh jalan raya tergenang, termasuk Jalur Geneng-Kaloran. Ketinggian air di beberapa titik mencapai sekitar 40 sentimeter. Lalu lintas menjadi tersendat karena kendaraan melaju lamban dan banyak sepeda motor mogok terjebak banjir.

Sementara di pantai utara Subang, Jawa Barat, sekitar 300 rumah di Kecamatan Blanakan masih terendam banjir akibat Sungai Ciasem meluap dan pasang air laut. Banyak rumah terendam hingga ketinggian 50 sampai 80 sentimeter. Buruknya sistem drainase dan hujan lebat membuat banjir tak kunjung surut. Ratusan hektare tambak udang dan ikan pun terendam. Para petani tambak merugi ratusan juta rupiah.

Puluhan hektare sawah di Desa Karangwuni, Kecamatan Sedong, Cirebon, Jabar, juga rusak akibat terjangan banjir bandang dari luapan Sungai Cijurai. Selain itu, tanah di sebuah perbukitan longsor dan jembatan nyaris ambrol. Banjir juga menggerus tanah sawah di tepi sungai. Sebagian petani kehilangan gabah yang ditumpuk di sawah. Para petani terpaksa panen dini guna menghindari kerugian.

Hujan deras menimbulkan longsor di sebuah tebing di Panawangan, Ciamis, Jawa Barat. Akibatnya, jalan penghubung Cirebon dan Ciamis putus karena seluruh badan jalan tertutup longsor. Jalan baru bisa dilalui setelah dibersihkan dengan dua unit alat berat.

Dua desa di wilayah Kepanjen, Malang, Jawa Timur, Rabu (25/2), terendam banjir akibat meluapnya Sungai Panggung Rejo. Daerah aliran sungai ini tak mampu menampung tingginya debit air hingga meluber ke jalan raya dan permukiman warga. Selain itu, banjir juga merendam jalan provinsi sehingga kemacetan lalu lintas tak terhindarkan.

Di Madiun, Jawa Timur, tanggul pembatas antara Sungai Jerohan dengan permukiman warga jebol. Alhasil, rumah dan ratusan hektare sawah milik petani di beberapa desa di Kecamatan Balerejo terendam. Padahal, beberapa hari lagi para petani akan panen. Kerugian diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah karena padi akan membusuk, jika air tak segera surut.

Sementara itu, Bengawan Solo terus meluap dan menyebabkan banjir di belasan desa di Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Ketinggian air kini mencapai lutut orang dewasa. Warga terpaksa mengungsikan hewan ternak mereka agar tak terjebak banjir.

Banjir lahar dingin dari Gunung Kelud di Jawa Timur kembali melanda Kabupaten Kediri. Air bercampur pasir menerjang tiga kecamatan sehingga mengancam permukiman warga dan lahan pertanian. Bencana alam ini merupakan yang kedua kalinya dalam dua hari terakhir.

Setelah diguyur hujan deras sejak Rabu siang hingga sore tadi, banjir lahar dingin Gunung Kelud merendam dua kecamatan, yakni Pare dan Pelemahan. Kondisi terparah terjadi di Desa Sumber Dono dan Sumber Biru. Selain mengancam rumah penduduk, banjir juga menerjang lahan pertanian warga termasuk puluhan hektare padi yang sudah berbuah.

Warga mulai khawatir karena ketinggian air terus meningkat dan arusnya deras. Selain itu, mereka dibuat repot karena baru bersih-bersih setelah Selasa lalu diterjang bencana serupa. Empat kecamatan terendam kala itu. Kini warga berusaha menahan banjir dengan tanggul-tanggul dari kantong berisi pasir. Mereka juga membersihkan sungai yang tersumbat pohon hanyut.(IKA/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.