Sukses

Mentan Berharap HPP Gabah Dinaikan

Menteri Pertanian Anton Apriantono menginginkan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah dinaikan. Namun realisasinya tergantung kesanggupan anggaran pemerintah.

Liputan6.com, Jakarta: Menteri Pertanian Anton Apriantono menginginkan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah dinaikan. "Minimal harus dikoreksi dengan angka inflasi (sekitar delapan hingga sepuluh persen)," kata Anton di Jakarta, Ahad (25/3). Keinginan Mentan sama seperti para petani. Namun realisasi kenaikan itu tergantung kesanggupan anggaran pemerintah.

Selama ini, Badan Usaha Logistik atau Bulog sering kali tidak membeli hasil panen petani. Alasannya, harga gabah petani di atas harga patokan HPP.

Sementara itu, operasi pasar beras murah yang digelar Bulog di berbagai daerah sepanjang Maret terbukti tak efektif dan gagal. Di Baubau, Sulawesi Tenggara, harga beras jenis medium mengalami kenaikan hingga Rp 6.000 per kilogram, dari sebelumnya sekitar Rp 4.200 per satu kilogram. Lonjakan terjadi karena Bulog setempat sudah tidak menyalurkan lagi beras bagi masyarakat miskin.

Di Lhokseumawe, beras impor sebanyak 6700 ton asal Vietnam telah dibongkar dan siap dipasarkan di seluruh wilayah Nanggroe Aceh Darussalam. Kedatangan beras tersebut diharapkan bisa menekan lonjakan harga beras di pasaran yang selama satu bulan ini terus bertahan di harga Rp 5.000 per kilogram.

Sementara operasi pasar beras di pasar tradisional di Jakarta kurang diminati masyarakat. Hal ini dikarenakan ketidaklayakan kualitas beras yang dijual. Sehingga wajar, jika harga beras jenis IR 64 atau yang banyak dikonsumsi masyarakat kini terus meroket hingga Rp 6.000 per kilogram [baca: Beras Mahal, Puluhan Warga Puasa].(BOG/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini