Sukses

Solar Mahal, Nelayan Beralih ke Minyak Tanah

Mahalnya harga bahan bakar minyak jenis solar membuat sebagian nelayan di Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam beralih ke minyak tanah. Sementara itu, kelangkaan elpiji terjadi di beberapa daerah.

Liputan6.com, Lhokseumawe: Sebagian nelayan di Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam, kini menggunakan minyak tanah untuk mesin perahu mereka. Sebelumnya, saat terjadi kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) para nelayan yang berperahu kecil mencampur solar dengan minyak tanah. Namun, sejak kenaikan BBM pada awal Oktober silam, mereka menggunakan minyak tanah [baca: Pemerintah Menaikkan Harga BBM].

Muid, salah seorang nelayan mengatakan, mesin perahu miliknya kini menggunakan minyak tanah. Ia mengaku, itu dilakukan untuk menekan biaya pemakaian BBM. Karena pendapatan dari melaut tak sebanding dengan biaya untuk membeli solar.

Tingginya biaya operasional juga dikeluhkan oleh kapal penangkap ikan dengan awak sekitar sepuluh orang. Sebelumnya, untuk 700 liter solar yang digunakan selama sepekan, mereka hanya mengeluarkan uang sekitar Rp 2 juta. Kini, setidaknya biaya dihabiskan sebesar Rp 6 juta atau naik Rp 4 juta per pekan.

Sementara itu, kelangkaan liquid petroleum gas (elpiji) terjadi di Semarang, Jawa Tengah. Kalaupun ada yang menjual, harga elpiji ukuran tabung 12 kilogram di tingkat pengecer mencapai harga Rp 60 ribu. Menurut pemilik agen elpiji di Jalan Barito, Semarang, kelangkaan ini terjadi karena pasokan dari Pertamina mengalami keterlambatan. Pertamina sendiri mengakui keterlambatan itu karena adanya masalah di kilang Cilacap dan Balongan.

Kelangkaan elpiji juga terjadi di Lampung yang telah berlangsung sejak sepekan sebelum kenaikan harga BBM. Kelangkaan itu membuat harga elpiji melonjak hingga Rp 70 ribu dari sebelumnya Rp 51 ribu untuk tabung 12 kilogram. Akibat tak lagi mendapat pasokan elpiji, sejumlah pemilik toko akhirnya memutuskan menjual stok tabung gas miliknya. Menurut para agen, kelangkaan terjadi akibat tidak lancarnya pasokan Pertamina sejak beberapa hari terakhir.(BOG/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini