Sukses

I.B. Said, Pelukis Tokoh-Tokoh Negara

Selama 40 tahun berkiprah sebagai pelukis kenegaraan, I.B. Said telah melukis lebih dari 300 kepala negara. Hanya berbekal foto obyek, Pak Said mampu melukis wajah yang sangat mirip dengan aslinya.

Liputan6.com, Jakarta: Sepanjang acara peringatan 50 tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA), beberapa sudut Jakarta seperti seputar Tugu Monumen Nasional dan Bundaran Hotel Indonesia dihiasi sejumlah lukisan pemimpin dunia. Lukisan-lukisan para tamu kehormatan KAA itu sangat natural dan mirip figur aslinya.

Nama I.B. Said berada di balik kemegahan lukisan tersebut. Selama 40 tahun, dia sudah melukis lebih dari 300 kepala negara mulai dari Josip Broz Tito, Ferdinand Marcos, Ronald Reagan, Gerhard Schroeder, hingga Xanana Gusmao. Memang sejak hijrah ke Jakarta sekitar 1960, pria kelahiran Malang, Jawa Timur, 28 Agustus 1934 ini tergabung dengan seksi dekorasi Sekretariat Negara dan menjadi pelukis kenegaraan.

Pak Said berkiprah sejak Presiden Soekarno hingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Hampir semua Presiden Indonesia telah menjadi obyek lukisannya. Hanya Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), satu-satunya Presiden Indonesia yang tidak pernah dilukis Pak Said. Saat itu sekitar 1999, Pak Said mengalami kecelakaan mobil hingga lengan kanannya patah dan harus menjalani pengobatan cukup lama.

Dalam penyelenggaraan KAA silam, Pak Said--demikian biasa ia disapa--kembali kebanjiran order. Puluhan lukisan harus ia selesaikan untuk menyambut kedatangan para pemimpin negara. Untuk pesanan lukisan tokoh negara, Pak Said dibantu dua asisten, yakni Thamrin dan Samsudin. Mereka membuat sketsa dan latar lukisan. Sementara Pak Said melukis wajah dan ornamen lainnya.

Waktu yang digunakan untuk melukis pun cukup singkat. Di atas kanvas berukuran 3 x 4 meter, lukisan wajah Presiden Republik Rakyat Cina Hu Jintao mampu diselesaikan dalam waktu satu jam. Wajah pemimpin dunia itu ditampilkan pelukis gondrong ini dengan sangat artistik dan natural dengan menggunakan cat acrylic atau cat tembok.

Meski sudah melukis lebih dari 300 kepala negara, Pak Said jarang sekali bertemu dengan obyek lukisannya. Bahkan, satu-satunya Presiden Indonesia yang pernah ia temui adalah Megawati Sukarnoputri. Meski demikian, Pak Said tak patah arang. Hanya berbekal foto obyek, Pak Said mampu melukis wajah yang sangat mirip dengan aslinya.

Di usianya yang sudah melebihi 70 tahun, Pak Said masih tampak bugar dan bersemangat. Ia tetap menikmati profesinya sebagai pelukis di studionya di Jalan Haji Ung C-14, Kemayoran, Jakarta Pusat. Bersama istri dan empat anaknya, Pak Said hidup sebagai pelukis yang tetap bersahaja.

Bakat seni rupa itu diperoleh Pak Said secara otodidak. Pak Said mengaku lebih suka melukis gaya bebas. Ini terlihat dalam sejumlah koleksi lukisan yang dipajang dirumahnya. Obyek lukisan Pak Said kebanyakan menggambarkan hubungan manusia dan alam serta aktivitas masyarakat yang produktif seolah mencerminkan dirinya yang terus berkarya.

Pak Said memang bukanlah pelukis populer yang hasil karyanya dinilai tinggi. Akan tetapi lewat goresan kuasnya, IB Said mampu memberi kesan mendalam pada setiap tamu-tamu penting peristiwa kenegaraan besar di Tanah Air. Meski tak jarang pujian para tokoh-tokoh dunia atas lukisannya hanya disampaikan melalui Setneg.(TOZ/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini