Sukses

Pemerintah Tetap Mengimpor Beras

Pemerintah menjamin tak terealisasinya kuota impor beras tersebut tidak akan mengganggu stok nasional. Sejumlah harga beras di Banyumas mengalami kenaikan hingga mencapai Rp 1.000 per kilogram.

Liputan6.com, Jakarta: Pemerintah tetap mengimpor beras, meski jumlahnya tak sebanyak kuota yang ditentukan semula: 110 ribu ton. Beras impor yang pasti dibeli pemerintah dari Vietnam sekitar 83 ribu ton. "Ini karena adanya perayaan Imlek di Vietnam," kata Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Sugiharto usai mengikuti rapat kabinet terbatas di Istana Presiden, Jakarta, Selasa (24/1) siang.

Tapi, Sugiharto menjamin, tak terpenuhinya kuota tak akan mengganggu stok beras nasional. Pasalnya, pada awal Februari mendatang para petani di sejumlah daerah mulai panen raya. Sugiharto menambahkan, beras impor akan tiba di sembilan pelabuhan Tanah Air, sebelum 31 Januari 2006.

Imbas rencana impor beras sangat terasa di sejumlah daerah. Pelan tapi pasti, harga beras terus merambat naik. Berkurangnya stok beras di pasar lokal juga punya andil besar mendongkrak harga komoditi ini. Contohnya, di Banyumas, Jawa Tengah. Warga setempat harus merogoh saku lebih dalam untuk membeli kebutuhan pokok ini.

Sejak dua pekan terakhir, harga semua jenis beras di Banyumas rata-rata naik Rp 1.000 per kilogram. Beras medium jenis mentik dijual Rp 5.000 hingga Rp 5.300 per kilo dari sebelumnya yang hanya Rp 4.000 sampai Rp 4.500 per kg. Sedangkan beras pandanwangi yang sebelumnya dijual Rp 4.500 per kg, kini sudah menembus angka Rp 5.000 per kg.

Menanggapi hal ini para ibu rumah tangga mendesak pemerintah menurunkan harga beras yang terus tak terkendali. "Sebaiknya harga beras diturunin karena semua barang lainnya juga sudah pada naik," ungkap Nima, salah seorang ibu rumah tangga di Banyumas.

Harga beras di Padang, Sumatra Barat pun menunjukkan gejala serupa. Pasalnya, pasokan dari sentra penghasil beras seperti Kabupaten Pesisir Selatan, Solok, dan Pariaman terus berkurang. Kini harga beras sokan dijual Rp 8.500 per gantang atau Rp 5.700 per kilo. Sedangkan beras jenis IR 42 dijual Rp 7.000 per gantang. Padahal dua pekan sebelumnya harga beras sokan hanya Rp 7.000 per gantang dan IR 42 Rp 5.000 per gantang.

Sayangnya, meski harga beras terus naik, petani tetap saja buntung [baca: Harga Beras Melonjak di Beberapa Daerah]. Mereka ketar-ketir karena impor beras sangat mungkin mengancam turunnya harga gabah ketika mereka sedang menghadapi panen raya.

Bagi sebagian petani impor beras sebenarnya bukan masalah. Menurut mereka yang terpenting pemerintah dapat mengatur agar harga beras lokal tetap dilindungi. Kalau hal itu tak dapat dipenuhi, mereka mendesak pemerintah untuk tidak meneruskan rencana impor beras dari Vietnam itu.(JUM/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.