Sukses

Ragam Kegiatan Festival Pinisi 2017 Lebih Meriah

Sulsel Berharap Festival Pinisi Jadi Event Pariwisata Berskala Dunia

Liputan6.com, Bulukumba Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo, membuka Festival Pinisi 2017 yang berlangsung di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Pembukaan dilangsungkan di Dermaga Leepe'e Bulukumba, Kamis (2/11/2017).

Pembukaan dilakukan dengan penabuhan genderang dan penyerahan miniatur perahu pinisi oleh Syahrul yang didampingi Bupati Bulukumba, A.M Sukri Sappewali. Turut hadir pula dalam acara tersebut Pimpinan dan Anggota DPR Bulukumba, perwakilan dari Kabupaten Maros, Kabupaten Takalar, Kotamadya Makassar, dan ratusan masyarakat setempat.

Tahun ini, festival tersebut menghadirkan lebih banyak ragam kegiatan. Syahrul pun mengharapkan event ini dapat menjadi ikon pariwisata Kabupaten Bulukumba dan Sulawesi Selatan pada umumnya.

"Acara ini tentu saja menjadi sebuah kalendar event yang dicoba digelar di Sulawesi Selatan yang diimplementasikan oleh (Kabupaten) Bulukumba. Kami berharap ini menjadi agenda nasional dan juga mendunia," ujar Syahrul, dalam sambutannya.

Ia mengatakan, perahu pinisi telah menjadi simbol dunia yang hingga kini masih dipakai dan menjadi sumber inspirasi dalam mendekatkan seluruh kehidupan, khusunya kehidupan laut.

"Ini adalah harga diri orang Bulukumba untuk mengatakan mereka memiliki budaya dan ketinggian nalar yang telah jauh hari mereka miliki," ujar Syahrul.

Dirinya pun mendorong agar event tersebut tak pernah henti diadakan setiap tahunnya dan terus menghadirkan lebih banyak lagi ragam kegiatan.

"Terutama dalam mempersiapkan daerah destinasi wisata Bira, daerah wisata Kajang yang harus lebih kuat," ucap Syahrul.

Hal senada dikatakan Bupati Sukri Sappewali. Menurutnya, Perahu Pinisi merupakan warisan budaya dari Sulawesi Sulatan, khususnya Bulukumba yang telah mendapat hak paten dari Kementerian Hukum dan HAM.

"Sehingga kami berharap bahwa perahu Pinisi ini sudah mendunia dan semoga tahun 2018 akan diangkat menjadi event nasional," kata dia.

Dalam acara pembukaan, Syahrul dan Sukri juga melakukan pelepasan lomba pelayaran Pinisi dari Dermaga Leepe's menuju Pantai Tanjung Pira yang diikuti oleh 20 kapal pinisi. Bersamaan dalam pelayaran ini juga diadakah lomba memancing, di mana hasil tangkapan ikan diolah untuk kemudian dimakan dalam tema Gerakan Makan Ikan.

Kegiatan lainnya, prosesi ritual peluncuran perahu Pinisi yang baru selesai dibuat, Annyorong Lapi. Tidak ketinggalan yang juga menarik adalah ritual adat Kajang, yaitu Ritual Adat “Andingingi Kampong, dan Ritual Adat Bakar Linggis “Attunu Panroli”, yaitu ritual dalam menyelesaikan suatu masalah dengan metode pembuktian bagi warga Kajang dalam mencari keadilan.

Caranya, linggis yang sudah dibakar dan membara akan dipegang oleh para “tertuduh” yang dianggap melakukan kebohongan/kejahatan. Jika tangan tertuduh melepuh maka dialah pelakunya dan sebaliknya.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, pun menyambut baik terselenggaranya Festival Pinisi 2017. Ia mengatakan, popularitas Pinisi yang telah mendunia dapat menjadi ikon yang kuat bagi Kabupaten Bulukumba dan Sulawesi Selatan pada umumnya. Sebab, Pinisi tidak hanya sekadar kapal, tapi juga banyak mengandung makna budaya di dalamnya.

"Di mana unsur budaya merupakan daya tarik terkuat bagi wisatawan, khususnya mancanegara," ujar Arief.

 

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.