Sukses

Dolanan Anak Mulai Hilang di Yogya, UNY Gelar Festival

Semakin berkurangnya ruang publik bagi anak-anak mendorong Universitas Negeri Yogyakarta menggelar Festival Dolanan Anak.

Liputan6.com, Yogyakarta Perkembangan teknologi tak dipungkiri mempengaruhi permainan yang dipilih anak-anak saat ini. Perkembangan zaman juga membuat permainan anak-anak atau dolanan anak era dahulu mulai ditinggalkan dan bahkan hilang.

Permainan traditional inipun sudah tidak bisa ditemui lagi di kota budaya. Salah satu faktor hilangnya dolanan anak disebabkan kurangnya ruang publik bagi anak-anak.

"Dolanan anak saat ini sudah banyak ditinggalkan. Saya berharap dolanan anak yang murah dengan mengutamakan sportifitas dan kebersamaan ini digali kembali. Saya lihat di Jogja sudah mulai hilang. Kalah sama PS (Playstation) dan lain lain. Anak-anak kekurangan ruang publik. Sehingga perkembangan dolanan anak ini sudah hilang. Dengan upaya yang kami lakukan ini dapat menjadi ruang bagi mereka ," kata Puji Qomariyah ketua dan penanggung jawab acara Pekan Budaya Masuk Kampus 2014 Rabu (28/05/2014).

Puji mengatakan untuk melestarikan permainan anak-anak ini dirinya dan dinas kebudayaan telah membuat acara festival dolanan anak ini untuk mengupayakan dolanan anak tidak punah.

Kegiatan Pekan Budaya Masuk Kampus 2014 ini bertujuan untuk menjembatani dolanan anak-anak dapat digemari lagi oleh anak. Menurutnya dolanan anak-anak dinilai pas untuk membangun karakter anak sesuai dengan kultur budaya timur.

Menurutnya dolanan anak ini dinilai lebih bermanfaat bila dibandingkan permainan individual hasil dari teknologi. Anak-anak yang bermain dengan permainan individual inipun menjadi lebih tertutup aktifitas sosialnya bila dibandingkan dolanan anak.

"Banyak orang tua yang mengaku kesal banyak anak-anak bermain dengan tablet yang akhirnya mempengaruhi saraf motorik anak menjadi tidak adaptif dengan lingkungan sekitar. Jadi anak yang bermain dengan permainan individual maka akan mempengaruhi sikap anak terhadap lingkungan. Mereka lebih senang bermain dengan tablet dll. Jadi dolanan anak ini lebih baik daripada permainan yang bersifat individual," ungkap Puji.

Dalam festival dolanan anak ini nantinya anak-anak dapat bermain sepuasnya sesuai minat mereka. Menurut Puji ada 26 permainan yang bisa dipilih nanti.

Puji menyebut kelebihan dolanan anak di dalam festival ini anak-anak akan bersatu dalam permainan. Karena dolanan anak ini membutuhkan kebersamaan, ketangkasan dan sportifitas saat bermain.

"Permainan yang melibatkan sportifitas. Yang tidak memerlukan alat yang mahal. Cublak cublak suweng, Soyang, Jaranan, Jumputan, Dingklik Oglak Aglik, Gajah-gajah, Benthik dan Gobak sodor festival dolanan anak ini ada 26 permainan. Ini bisa dipilih oleh anak-anak," ujar Puji.

Puji menyebut selain acara festival dolanan anak di dalam pekan budaya masuk kampus ini juga digelar kegiatan budaya dan seni lainnya. Seperti Ketoprak, sendra tari, gamelan, pameran dan bazaar. Acara pekan budaya masuk kampus ini digelar mulai tanggal 31 Mei hingga 6 Juni 2014 di Pendopo Tejokusumo Fak. Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

"Kenapa di kampus. Bicara tentang dunia intelek dan akademis. Bahwa kampus susah dijangkau untuk komunikasi dengan dunia luar. Maka dengan ini kampus bisa bersinergi dengan kegiatan sosial dan budaya. Upaya ini dalam rangka melestarikan budaya. Ada Lomba kethoprak anak dengan piala gubernur. Panggung seni karawitan, Gamelan dan seni tari," pungkasnya. (Fathi mahmud/Ars)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.