Sukses

Prabowo: Tahu Artinya Perang, Makanya Saya Ingin Damai

Calon presiden Prabowo Subianto menginginkan setelah pemilu Indonesia tetap damai.

Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden Prabowo Subianto tetap bersikap tenang menyikap suhu politik yang kian memanas setelah pelaksanaan Pilpres 9 Juli 2014. Seperti yang terjadi di beberapa daerah.

Sikap represif tidak mau diambil Prabowo sebab, dia memiliki pengalaman perang. Sehingga mantan Komandan Jenderal Kopassus ini tak mau perang terjadi di Indonesia.

"Saya mantan prajurit, tahu artinya perang, makanya saya ingin damai," ujar Prabowo saat berbincang dengan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin di Jakarta, Selasa (15/7/2014).

Beberapa kejadian teror melanda pendukung Prabowo-Hatta di daerah. Di Sumedang, Jawa Barat, misalnya, rumah Ketua DPC PKS Sumedang dibakar. Belum lagi para saksi yang terus diintimidasi.

"Kami pun punya kekuatan besar, tapi kami menahan pengikut kami. Kami ingin Ramadan ini baik, kami ingin yang terbaik untuk bangsa," imbuh Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra tersebut.

Karena itu, mantan Panglima Kostrad ini ingin setelah pemilu Indonesia tetap damai. Pernyataan siap kalah pun selalu dilontarkan. Tapi, dia juga menunggu pernyataan serupa dari Jokowi.

"Pas KPU (Komisi Pemilihan Umum) deklarasi kampanye damai, saya menyebut bahwa Jokowi saudara saya. Tapi pihak sana belum bilang sekali pun. Saya katakan saya siap bertemu," beber Prabowo.

Prabowo berharap potensi panas ini tidak akan terus berlanjut. Kendati, banyak negara asing yang ingin Indonesia terpecah.

"Saya khawatir ada negara tertentu yang ingin Indonesia rame. Kadang-kadang ada negara yang belum puas kalau Indonesia belum pecah," pungkas purnawirawan TNI AD bintang 3 tersebut. (Mvi)

Baca juga:

Prabowo Tunggu Pernyataan Siap Kalah dari Jokowi
Giliran Prabowo Datangi Kantor PP Muhammadiyah
8 Lembaga Survei yang Menangkan Jokowi-JK Lebih Kredibel?
Timses Prabowo-Hatta: KPU Luar Biasa, Sulit Berbuat Curang 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.