Sukses

Jokowi: Atasi Birokrasi Hanya Masalah Niat dan Tidak Niat

Liputan6.com, Jakarta - Debat perdana capres-cawapres antara pasangan kandidat Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) dan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa berlangsung menarik. Pada segmen ke-5, misalnya, moderator Zainal Arifin Mochtar membalikkan pertanyaan kepada kedua pasangan.

Pertanyaannya, apa saja langkah konkret untuk keluar dari permasalah pemerintahan sehingga visi misi Anda dapat berjalan baik dari dari segi pembangkangan daerah, peraturan tumpang tindih hingga kualitas birokrasi?

Dengan waktu 6 menit, capres Jokowi memulai untuk menjawab pertanyaan tersebut. Semua pertanyaan itu dijawab oleh mantan Walikota Solo dengan tenang. Menurutnya ketiga persoalan yang ditanyakan sebenarnya masalah mudah. Hanya masalah niat seorang pemimpin mau atau tidak menjalankan.

"Hal sederhana, masalah mau dan tidak mau," singkatnya di Balai Sarbini, Jakarta Selatan, Senin (9/6/2014) malam.

Menurutnya, untuk pertanyaan kenapa daerah tak mengikuti pusat tentunya dapat diatasi dengan politik anggaran. Caranya akan menjadi lebih mudah, jika mereka (daerah) tak mengikuti tinggal diberikan punishment (hukuman).

"Daerah tidak patuh dengan pusat dapat diatasi. Dengan cara apa? Politik anggaran. Rata-rata anggaran daerah berada pusat. Kalo tidak mau beri punishment. Kalau prestasi berikan reward (penghargaan). Hal sederhana yang tidak dilakukan," ujarnya.

"Misalnya masalah layanan terpadu 1 pintu. Bisa dana alokasi khususnya dipotong, dihilangkan, itu sudah ketakutan."

Kemudian terkait dengan lembaga tumpang tindih serta peraturan yang ikut-ikutan tumpang tindih. Jokowi menyarankan setiap peraturan nantinya harus melewati 1 pintu utama, yakni lewat Sekretaris Negara.

"Peraturan lewat 1 pintu hanya Sesneg, keluarannya akan jelas. Tapi kalau semua kementerian bisa mengeluarkan peraturan tidak lewat Sekneg (Sekretariat Negara) maka akan banyak perda yang tidak sama. Peraturan gubernur tidak sama dengan pusat," jelasnya.

Sementara itu, birokrasi Jokowi dengan santai menjawab bahwa permasalahan itu tidak sulit. Terasa sulit, ujar Jokowi karena semua sudah pesimistis.

"Tidak sulit-sulit amat. Sederhana. Kita sudah pesimis. Kita optimis. SDM-nya baik. Pinter-pinter. Doktor, magister, sarjana. Kenapa tidak berjalan dengan baik, itu ya karena sistemnya tidak dibangun. Nantinya e-Governmenth, e-catalog, e-Budgeting, e-Management akan mudah diakses. Saya cari tab (komputer tablet), tinggal pencet liat. Masalah pola rekrutmen. Cari terbaik. Promosi terbuka," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.