Sukses

Pakar Fitnes: Yang Dialami Deddy Tidak Terkait dengan OCD

Menurut Denny, OCD tidak menyebabkan apa yang kini dialami oleh duda dari kalina itu.

Lumpuh yang diderita mentalis Deddy Corbuzier (37), hingga membuatnya harus mengenakan kursi roda saat beraktivitas, membuat diet yang diciptakannya, Obsessive Corbuzier's Diet (OCD) kembali jadi sorotan. Kabar yang beredar mengatakan apa yang dialaminya karena pola diet yang dijalaninya.

Lewat akun Facebook pribadi miliknya, pria berkepala plontos tersebut menyanggah anggapan yang mengatakan OCD menyebabkannya lumpuh.

"Pasti berita ini menyebar dan kemarin ada pihak tak bertanggung jawab di Twitter yang mengatakan pasti karena OCD. Hal bodoh oleh orang bodoh yang hanya bisa mengatakan kebodohan," tulis Deddy.

"Otot saya masih bekerja karen sangat kuat yang dibantu oleh OCD... It helps me a lot," tulis dia lagi.

Tampaknya, apa yang diucapkan Deddy itu sejalan dengan apa yang dipikirkan Denny Santaso selaku Pakar Diet dan Fitnes sekaligus Founder & CEO of Dunia Fitness. Menurut Denny, OCD tidak menyebabkan apa yang kini dialami oleh Deddy.

"Dia (Deddy Corbuzier) kejepit sarafnya. Sebabnya bisa macam-macam, termasuk beban yang terlalu berat dan kurangnya pemanasan. OCD tidak menyebabkan saraf kejepit," kata Denny Santoso saat diwawancarai Health Liputan6.com, Selasa (4/2/2014)

Sewaktu Denny ditanya apakah diet OCD memengaruhi gangguan saraf si pelakunya, dia menjawab bahwa secara teori OCD membuat badan si pelaku stres. Sehingga, tubuh akan berusaha menjadi lebih kuat.

Denny kembali menjelaskan, seharusnya, OCD yang diciptakan Deddy Corbuzier itu dilakukan oleh atlet profesional, bukan orang awam yang ingin menurunkan berat badannya, atau sekadar ingin bugar saja.

Tapi, terlepas dari atlet atau bukan, menurut Denny, ini sama halnya ketika seseorang dikejar anjing maka orang itu akan mampu berlari dengan sangat cepat, dan efek yang dirasakan keesokan harinya, tubuh akan terasa sakit semua.

"Nah, itu yang terjadi. Ketika dibuat stres, memang tubuh akan seperti memiliki super power. Tapi, ini mau bertahan berapa lama," kata Denny sembari memertanyakan.

Lebih lanjut pria yang kerap membagi ilmunya lewat situs video berbagi, Youtube, mengatakan bahwa diet OCD yang diadopsi dari Intermitten Fasting (IF) yang berasal dari Amerika Serikat, memiliki tujuan untuk membentuk badan. "IF yang populer di luar negeri, berbeda dengan OCD di Indonesia," kata dia menjelaskan.

Masyarakat Indonesia pada umumnya mengenal puasa, sehingga apabila dikenalkan pada OCD yang dikaitkan dengan puasa, maka yang terjadi orang awam akan memotong asupan kalorinya.

Dengan begitu, sudah jelas berat badan akan turun karena kalori yang dipotong. Kata Denny, tidak pakai ilmu apa pun. Kalau kalori dipotong, jelas berat badan akan turun.

"Dan, ya, itu akan membuat massa otot berkurang," kata Denny singkat.

Denny yang juga seorang pengusaha ini menceritakan, beberapa waktu lalu pernah bertemu dengan banyak orang yang mengaku sebagai pelaku diet OCD. Namun sayangnya, rata-rata dari pelaku diet tersebut tidak tahu secara mendalam OCD itu seperti apa.

"Kala saya tanya mengenai hal ini, mereka akan bilang, yang penting berat badan turun. Nah, ini yang berbahaya," kata Denny menjelaskan.

Mengapa dikatakan berbahaya? Sebab, jika sampai massa otot yang turun, maka dalam kurun waktu 3 sampai 4 bulan ke depat, berat badan akan kembali naik. "Yang awalnya turun otot, kembali naik jelas bukan otot, melainkan lemak. Dan itu sangat berbahaya bagi kesehatan," kata Denny lagi.

Namun yang jelas, lanjut Denny, diet yang salah apalagi mengatasnamakan puasa, lalu diizinkan untuk makan apa saja, bisa menjadi salah penyebab terjadinya risiko-risiko berbahaya. Hanya saja, dampak buruk itu tidak akan dirasa dalam waktu singkat.

(Adt/Abd)

Baca juga:

Antara OCD dan Stroke Deddy Corbuzier, Adakah Kaitannya?
Jendela Makan dalam Diet OCD ala Deddy Corbuzier, Apa Itu
`Puasa Berselang` Banyak Efek Positif Jika Dilakukan dengan Benar?
Puasa Berkepanjangan Tingkatkan Risiko Stroke?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini