Sukses

Bagus Mana Pakai Tisu atau Pengering Tangan Elektrik?

Teknologi pengering tangan di toilet semakin canggih. Namun jika Anda berpikir blower lebih higienis dibanding tisu, sebaiknya usir pemikiran tersebut.

Teknologi pengering tangan di toilet semakin canggih. Namun jika Anda berpikir blower lebih higienis dibanding tisu, sebaiknya usir pemikiran tersebut. Blower malah bisa merugikan dibanding tisu. Sebaiknya saat Anda sudah mengeringkan tangan, gunakan tisu saat membuka dan menutup pintu toilet.

Demikian saran dari Rodney Lee Thompson, Ahli Epidemiologi Rumah Sakit di Mayo Clinic di Rochester, Minn, seperti dikutip dari Wsj, Rabu (5/12/2012).

Thompson mencontohkan, ketika seseorang mencuci tangan di toilet stadion olahraga, orang itu mungkin beralih ke tisu. "Masalah blower adalah karena mereka membutuhkan waktu terlalu lama," katanya.

"Kebanyakan orang mengeringkan tangan mereka sebentar kemudian membersihkan tangannya ke jeans yang kotor, atau membuka pintu saat tangan masih basah," ujar Thompson. "Mungkin mereka juga memutuskan tidak mencuci tangan sama sekali untuk menghemat waktu," tambahnya.

Karena blower membutuhkan waktu yang lama untuk mengeringkan, lanjutThompson, membuat orang tidak tertarik dengannya. "Tapi tidak ada kerugian kalau menggunakan tisu secara psikologi.

Soal mencuci tangan, Thompson juga melihat hubungannya dengan lingkungan jika memakai tisu. Sedangkan dengan blower bisa menggunakan banyak energi listrik.

Pada Juni, Mayo Clinic menerbitkan sebuah studi yang komprehensif, dari setiap studi mencuci tangan yang sudah dilakukan sejak 1970. Penulis menyimpulkan, kulit kering penting untuk mencegah bahayanya bakteri. Tisu ternyata lebih unggul dibandingkan pengering.

Tisu dinilai lebih efisien dan tidak memercikkan kuman. Dan pada studinya, Dr Thompson sependapat dengan temuan baru-baru ini.

Meskipun penelitian telah menunjukkan, mencuci seluruh tangan dengan sabun bisa menghapus semua jejak bakteri, tapi perlu melakukan sejumlah pencegahan ekstra terhadap beberapa germaphobes, seperti menggunakan tisu saat menyentuh pintu kamar mandi atau keran.

Dr Thompson tidak berpikir itu ide yang buruk. "Ingat sejumlah orang tidak mencuci tangan mereka sama sekali. Jadi, ketika Anda mematikan keran, Anda mencemari tangan Anda lagi, kemudian Anda memegang pegangan pintu dan Anda akan terkena kuman yang tertinggal".

Menurut Thompson, Anda harus menggunakan kertas tisu untuk mengeringkan tangan, membuka pintu, dan menutupnya dengan bahu, dan membuangnya ketempat sampah.

"Saya pribadi berpilir, pintu kamar mandi umum harus terbuka sehingga Anda bisa menutupnya dengan paha Anda. Atau mereka tidak memiliki pintu sama sekali seperti di bandara," ujarnya.

Sementara itu, banyak produsen yang menunjukkan kalau keran otomatis dan blower udara memecahkan masalah transmisi bakteri, dan kenyataannya benar. Penelitian telah menunjukkan blower cenderung menyebarkan bakteri antara 3 dan 6 meter dari perangkat, sementara keran menimbulkan masalah yang berbeda.(MEL/IGW)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.