Sukses

Telat "Toilet Training" Bikin Anak Rawan Infeksi

Liputan6.com, Ottawa: Melatih si kecil ke kamar mandi dikenal dengan istilah toilet training. Sebagian besar orangtua pun mengaku butuh kesabaran dan waktu untuk mengajarkan anak-anak mereka. Bahkan banyak orangtua yang memilih mengenakan popok agar lebih ringkas. Padahal cara ini berakibat buruk bagi anak.

Jika orangtua terlambat memulai toilet training, anak-anak bisa jadi sering mengompol alias pipis di celana. Dan yang paling parah rawan mengalami infeksi kandung kemih.

Menurut dokter, kebanyakan orangtua mengabaikannya dan terlambat memulai toilet training. Banyak orangtua yang mengklaim balita harus diajarkan menggunakan toilet pada usia 18 bulan, bukan dua tahun atau lebih.

Peneliti Kanada mengatakan bahwa anak-anak yang baru mulai belajar ketika mereka berusia dua tahun atau lebih tua tidak memiliki cukup waktu untuk menguasai dan mengendalikan kandung kemih mereka sebelum mereka mulai sekolah, Rabu (10/9).

Selain itu, banyaknya pemakaian popok tidak mengajarkan anak dengan benar bagaimana mengetahui saat kandung kemih mereka kosong sehingga rentan menderita yang disebabkan oleh infeksi akibat mempertahankan urin. Anak-anak juga memiliki sedikit waktu untuk belajar bagaimana mengontrol kandung kemih mereka sebelum mereka mulai sekolah.

Di Inggris, dokter biasanya menyarankan ibu dan ayah untuk mulai potty training pada anak-anak mereka dari usia dua tahun. Tapi banyak orangtua yang membiarkannya hingga waktu yang lama dan dalam beberapa tahun terakhir guru mengeluh beberapa orangtua mengirim anak-anak mereka ke sekolah dengan menggunakan popok karena mereka terlalu sibuk untuk mengajarkan toilet training.

Para peneliti dari Universitas Alberta telah melihat beberapa studi yang menunjukkan bahwa anak-anak yang yang lama menggunakan popok lebih cenderung menderita infeksi inkontinensia dan kandung kemih.

Sebuah studi yang dilakukan para peneliti di Bristol University menunjukkan bahwa anak-anak yang telah dilatih menggunakan toilet setelah usia dua tahun kecenderungannya satu setengah kali lebih mungkin mengalami 'kecelakaan' seperti mengompol di sekolah.

"Toilet training itu proses alami yang terjadi seiring perkembangan, namun sangat sedikit informasi ilmiah yang tersedia untuk dokter yang merawat anak-anak, " ujar Dr Darcie Kiddoo, dari University of Alberta, yang mengulas studi ini bersama dengan penelitian lain tentang potty training,

Ia juga menulis dalam Canadian Medical Association Journal dengan menyimpulkan bahwa anak-anak lebih sering mengompol, yang dikenal sebagai 'gangguan eliminasi' jika mereka telat dilatih menggunakan toilet.

"Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa gangguan ini dapat berkembang pada anak-anak yang terlambat toilet training," katanya.

Anak laki-laki cenderung membutuhkan waktu yang lama untuk toilet training dibandingkan anak perempuan. Alasannya, mereka harus menguasai cara untuk mengosongkan kandung kemih mereka sambil berdiri.

Orangtua juga sering disarankan untuk membiarkan anak mereka memilih toilet mereka sendiri dan membiasakan mengenakan celana sehingga mereka antusias belajar bagaimana untuk pergi ke toilet.(Dailymail/MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini