Sukses

Efek Vaksin di Tubuh Baru Terasa Esok Hari, Wajar?

Mengapa rasa sakit setelah divaksin justru baru terasa keesokan harinya, bukan beberapa jam setelah divaksin.

Liputan6.com, Jakarta Tangan baru terasa nyeri satu hari setelah di-vaksin, bukan beberapa jam setelah vaksin disuntikkan. Mengapa bisa begitu?

Richard Zimmerman, seorang professor pengobatan keluarga di University of Pittsburgh sekaligus direktur PittVax yang mengevaluasi keefektifan vaksin flu, menjelaskan bahwa bukan akibat suntikan yang menyebabkan nyeri di tangan esoknya, melainkan merupakan hasil dari respons tubuh terhadap vaksin tersebut. Justru seharusnya Anda bangga jika merasa nyeri, karena artinya vaksin tersebut bekerja dengan baik, dikutip dari situs Popsci.

Vaksin flu bekerja dengan menghadirkan antigen ke sistem kekebalan tubuh Anda. Antigen adalah protein yang memungkinkan sel darah putih mengenali benda asing di dalam tubuh Anda, seperti virus. Anda membangun kekebalan alami terhadap virus setelah terinfeksi, karena tubuh Anda belajar mengenali mereka sebagai bahaya-jadi jika mereka kembali muncul, sistem kekebalan tubuh Anda lebih siap untuk melawan.

Vaksin memanfaatkan ini dengan menyediakan jumlah antigen yang sangat kecil sehingga sel darah putih Anda mengetahui seperti apa virus flu itu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sehabis Vaksin Terasa Nyeri

Ketika Anda mendapatkan vaksin influenza, antigen-antigen itu tersimpan di dalam otot lengan Anda. Sistem kekebalan tubuh Anda kemudian mengenali virus yang tidak aktif sebagai orang asing, dan memulai serangan tersebut. Beberapa sel kekebalan tubuh akan membawa antigen dan membawa mereka ke bagian tubuh yang lain, sel-sel lain akan mengirim sinyal untuk mendapatkan pertolongan yang lebih banyak lagi-- dan semua ini menyebabkan peradangan. Tubuh Anda sedang terburu-buru mencoba menyelamatkan diri.

Peradangan itu yang menyebabkan Anda sakit. Zimmerman mengatakan bahwa hanya sekitar satu dari lima orang yang memiliki reaksi lokal ini, meskipun jumlahnya bervariasi menurut vaksin. Sedangkan empat orang lainnya bukannya tidak menjadi kebal--mereka hanya tidak mengalami peradangan sampai pada titik sakit. Lalu, apakah respons masing-masing orang akan sama?

Terlepas dari variasi respons imun dan toleransi nyeri yang khas dari orang ke orang, sepertinya ada beberapa perbedaan yang berkaitan dengan berapa banyak reaksi yang dihasilkan vaksin. Zimmerman menjelaskan bahwa beberapa protein yang sangat sederhana, seperti hepatitis B, tidak menyebabkan respons inflamasi yang besar. Lainnya, seperti vaksin varicella, menyebabkan keributan yang jauh lebih besar dalam sistem kekebalan tubuh Anda.

Secara umum, semakin besar responnya, semakin baik kekebalannya. Setiap injeksi tidak selalu mengandung bahan aditif karena beberapa virus, bahkan yang melemah atau tidak aktif, menghasilkan reaksi yang cukup kuat. Vaksin campak / gondong / rubella (MMR) tidak punya, juga tidak ada injeksi untuk cacar air, polio, atau rotavirus. Tapi bagi mereka virus yang memang butuh dorongan, aditif ini bisa sangat membantu. Dan itu berarti mereka bisa membuat Anda merasa lebih sakit.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan terhadap suatu penyakit.

    vaksin

Video Terkini