Sukses

Akibat Tato 15 Tahun Lalu, Ada Benjolan di Ketiak Wanita Ini

Benjolan yang dikira kanker ternyata bukan, itu akibat adanya reaksi tato yang diterima 15 tahun silam.

Liputan6.com, Australia Anda tidak akan menyangka, tato dapat menyebabkan infeksi 15 tahun kemudian. Seperti halnya, yang dialami seorang wanita asal Australia. Ia menderita pembesaran kelenjar getah bening akibat tato yang diterimanya.

Wanita berusia 30 tahun itu cemas kalau-kalau menderita kanker setelah mengetahui adanya benjolan yang menyakitkan di ketiaknya. Namun, saat dokter di Royal Prince Alfred Hospital di Sydney memeriksakan benjolan itu, ternyata bukan kanker.

Para dokter menyimpulkan, benjolan disebabkan reaksi terhadap tato yang dibuatnya 15 tahun silam. Tinta tato bergerak menuju kelenjar getah bening.

Kelenjar getah bening ini berfungsi membersihkan racun di dalam tubuh. Tinta tato mengakibatkan pembesaran kelenjar getah bening.

Reaksi ini bisa terjadi lebih dari satu dekade setelah seseorang memeroleh tato, dilansir dari Telegraph, Rabu (4/10/2017).

 

 

 

Simak video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Partikel tato bergerak

Sekitar sepertiga orang dewasa muda sekarang memiliki tato di Inggris. Namun, penelitian terbaru European Synchrotron Radiation Facility (ESRF) menemukan, partikel-partikel nanopartikel toksik titanium dioksida, yang ditemukan dalam tinta tato dapat bergerak melalui tubuh.

Partikel tato masuk ke dalam kelenjar getah bening dan hal ini bisa menyebabkan masalah. Ada beberapa penelitian yang melihat dampak racun dari tinta tato.

Tinta tato dapat mengandung bahan pengawet dan kontaminan, seperti nikel, kromium, mangan atau kobalt.

"Bahayanya, kelenjar getah bening yang tadinya berwarna benig akan berubah warna tato," kata peneliti Bernhard Hesse.

Perubahan warna pada kelenjar getah bening juga menyebabkan kelenjar tersebut mengalami peradangan. Hal ini membuat terjadinya pembesaran kelenjar getah bening.

Studi kasus baru ini dipublikasikan di jurnal Annals of Internal Medicine.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.