Sukses

Kantor Harus Punya Alat Penolong Karyawan yang Henti Jantung Ini

Alat automated external defibrillator (AED) dibutuhkan saat memberikan pertolongan CPR kepada pasien henti jantung.

Liputan6.com, Jakarta Kasus henti jantung dapat menimpa siapa saja, termasuk karyawan yang bekerja di kantor. Setiap gedung perkantoran pun diimbau memiliki sebuah alat Automated External Defribilator (AED), yang bisa menyelamatkan nyawa karyawan yang mengalami henti jantung kurang dari 10 menit.

Imbauan ini disampaikan Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), dr Jetti R H Sedyawan SpJP, dalam acara diskusi dan pelatihan resusitasi jantung paru di kawasan Jakarta Pusat pada Kamis, 14 September 2017.

Jetti menjelaskan bahwa AED merupakan alat bantu untuk menganalisis irama jantung pasien sebelum pemberian pertolongan resusitasi jantung paru (CPR).

Sebab, untuk menangani seseorang yang mengalami henti jantung secara mendadak tidak bisa sembarangan. Bagi pasien yang tidak sadar dan tidak bernapas, dibutuhkan pemberian CPR itu.

Namun, untuk memberikan pertolongan CPR, dibutuhkan kepastian bahwa pasien benar-benar tidak bernapas. AED ini yang nantinya akan menganalisis irama jantung dari pasien tersebut.

Dalam kesempatan itu, Instructor First Aid di Paramedic Medic One, Vani Purbati, menambahkan bahwa untuk menggunakan alat AED, dibutuhkan pemahaman agar tidak terjadi kesalahan dalam pertolongan pasien.

"AED merupakan alat portable yang membantu mengoreksi detak jantung yang tidak normal dengan cara memberikan kejut listrik," kata Vani Purbati.

Saksikan video menarik berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menggunakan AED

Untuk menggunakan AED, ada langkah-langkah yang harus dilakukan.

1. Ambil AED dan letakkan di samping korban.
2. Bila tidak ada penolong lainnya, segera buka pakaian korban hingga dadanya terlihat.
3. Nyalakan AED dengan menekan tombol ON.
4. Buka tutup pelindung (elektroda) pada pads.
5. Dengarkan instruksi dari AED dan pasang pads sesuai petunjuk. Untuk orang dewasa, pasang satu pada dada sebelah kanan korban sekitar 5 cm di bawah tulang bahu, dan satu lagi di area bawah ketiak dekat perut sebelah kiri korban. Adapun pada anak, pasang pads di tengah dada di antara dua puting, dan pads satunya dipasang di punggung.
6. Sesudah pads terpasang, jauhkan kontak fisik antara korban dan penolong karena AED akan melakukan analisis irama jantung. Dengarkan baik-baik setiap AED memberikan instruksi.
7. Ketika AED memberikan instruksi untuk memberikan shock pastikan tidak ada bagian tubuh penolong atau individu lainnya yang menyentuh korban.
Serukan kata "clear" dengan lantang sambil memastikan dari ujung kepala hingga kaki korban tidak ada yang sentuhan fisik dengan individu lainnya.
8. Tekan tombol shock yang berwarna oranye atau merah.
9. Setelah memberikan shock atau kejut jantung, AED akan memberikan perintah untuk memberikan CPR selama 2 menit, yaitu 30 kompresi dalam lima siklus.
10. Ikuti perintah selanjutnya dari AED.

Jika pasien memberikan tanda respons seperti batuk, bernapas, pergerakan dada atau meringis, hentikan CPR karena pasien sudah kembali bernapas. Lanjutkan dengan recovery dan pantau napas pasien setiap lima menit hingga tim medis datang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini